Denpasar, Bali - Keberadaan sekaa teruna (muda-mudi) di banjar (dusun) sangat strategis, karena merupakan penerus pembangunan adat dan budaya Bali.
Melihat itu, sekaa teruna yang tumbuh di setiap banjar, harus mampu memperkokoh budaya Bali di tengah gempuran budaya asing, kata Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, di Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Jumat.
Ia mengharapkan anggota Sekaa Teruna (ST) Eka Dharma terus meningkatkan pengetahuan untuk menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat, yang sudah tentu akan membawa budaya positif maupun negatif.
"Keberadaan ST tingkat kota, antara lain sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan para pemuda, terutama dalam melaksanakan kewajiban agama dan bernegara," katanya.
Di samping itu, ST bisa mewakili generasi muda dalam menyukseskan berbagai aktivitas pembangunan di era globalisasi ini.
"Keberadaan ST diharapkan juga mampu berperan sebagai filter budaya asing yang tidak sesuai dengan adat budaya Bali. Ini penting karena Bali sebagai tujuan wisata dunia, sudah tentu pengaruh budaya Barat akan mudah masuk ke Pulau Dewata," ujarnya.
Sementara Koordinator Tim Penilai Kota Denpasar, Cok Wisnu Wardana mengatakan, evaluasi yang dilakukan pihaknya terhadap ST kali ini, antara lain meliputi bidang organisasi, bidang administrasi serta pengabdian terhadap bangsa dan negara.
Camat Denpasar Barat, I Made Mudra mengatakan, melalui evaluasi penilaian itu diharapkan ST Eka Dharma mampu membangun dan melestarikan adat budaya Bali.
"Kami harapkan tim penilai untuk memberikan tuntunan pada ST Satya Dharma, sehingga menjadi pegangan untuk membangun lingkungan dan bangsa ke depannya," ujarnya.
Ketua ST Eka Dharma Komang Wijaya mengatakan, saat ini organisasi yang dipimpinnya beranggotakan 103 orang, terdiri dari 30 orang wanita dan 73 anggota laki-laki.
"Kami juga sudah membangunan perbengkelan dan melakukan kegiatan adat, seperti membuat perlengkapan upakara," katanya.
Sumber: http://oase.kompas.com