Penari Jepang Bawakan Lengger Banyumasan

Purwokerto, Jateng - Sebanyak lima penari perempuan berasal dari Jepang yang tergabung dalam Dewandaru Dance Company Tokyo membawakan tari Lengger Banyumasan saat tampil pada Indonesian Friendship Culture 2010.

Penampilan lima penari dalam kegiatan yang digelar di Pendopo Sipanji Kabupaten Banyumas, di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis malam itu merupakan bagian dari tari Banjaran Lenggeran.

Tari Banjaran Lenggeran menggambarkan perjalanan penari Jepang untuk memelajari Lengger Banyumasan yang digambarkan melalui tarian Lengger Cilik --dibawakan anak kecil-- dari Desa Papringan, Kecamatan Banyumas, tarian Lengger Lujeng, tarian Lengger Banjaran, dan diakhiri Lengger Jepang (Lengger Banyumasan, red.) yang dibawakan lima penari Negeri Matahari Terbit tersebut.

Kelima penari Jepang itu tampak lemah gemulai membawakan tarian Lengger yang diiringi secara langsung musik Calung Banyumasan.

Di bagian akhir tarian Lengger yang mereka bawakan, penari Jepang itu mengajak Bupati Banyumas Mardjoko untuk ikut serta menari.

Selain tari Lengger Banyumasan, dalam Indonesian Friendship Culture 2010 tersebut juga menampilkan sebuah tarian kontemporer Jepang yakni "Yume" atau mimpi.

Tarian yang mengawali pergelaran Indonesian Friendship Culture 2010 itu menggambarkan kisah pasangan muda-mudi berasal dari Indonesia dan Jepang dalam menggapai mimpi mereka. Tarian yang diiringi musik instrumental "Matsuri" karya Kitaro itu dimainkan oleh pimpinan Dewandaru Dance Company Tokyo, Rianto bersama istrinya Miray Kawashima.

Selain itu, ditampilkan tarian Dewi Laut "Afro Brazilian" yang dimainkan seorang penari Jepang berkolaborasi dengan sejumlah siswa sekolah di Kabupaten Banyumas. Tarian itu menggambarkan syukur terhadap Dewi Laut atas hasil panen berupa ikan.

Dalam pergelaran kesenian Jepang dan Banyumas tersebut juga diperdengarkan alunan pesinden Jepang, Hithomi Mastuda, yang membawakan tembang "Bawa Eling-Eling Banyumasan".

Pergelaran ini diakhiri dengan penampilan grup Tari Kendang Jepang "Hachijo-Daiko" pimpinan Shido Mizuno.

Terkait kegiatan tersebut, pimpinan Dewandaru Dance Company Tokyo Rianto mengatakan, pergelaran itu dalam rangka persahabatan dan memperkenalkan budaya Banyumas-Jepang.

"Dalam pergelaran ini, kami menampilkan tari Lengger Banyumasan yang dibawakan oleh murid-murid Dewandaru Dance Company," kata Rianto berasal dari Banyumas itu.

Dia mengatakan, pertama kali pihaknya membawa grup "Hachijo-Daiko" ke Indonesia sehingga bisa tampil dalam kegiatan itu. Dia mengaku, mengajak Kepala Museum Kendang Jepang, Megumi Ochi, untuk hadir dalam kegiatan Indonesian Friendship Culture 2010 itu.

Miray Kawashima mengaku, tertarik memelajari tari Lengger Banyumasan saat pertama kali bertemu dengan suaminya pada 2001 ketika belajar di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Solo.

"Saat itu, dia sedang menari Lengger Banyumasan yang konon biasa dibawakan perempuan. Dia sangat luwes sehingga saya tertarik untuk memelajari tarian tersebut," katanya.

Dia mengaku, terpukau saat menari Lengger Banyumasan dengan iringan langsung musik Calung sehingga terasa berbeda jika diiringi dengan musik dari kaset. Menurut dia, tari Lengger Banyumasan terasa lebih ceria jika dimainkan dengan iringan langsung musik Calung.

"Kami berencana mengajak para penari Lengger Banyumasan untuk tampil di Jepang tahun depan," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts