Jakarta - Untuk menggairahkan dan melestarikan kekayaan khasanah budaya bangsa berupa peralatan musik dari bambu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia bekerjasama dengan Republic Entertainment dan Maharani Esa Sejati, menggelar Festival Musik Bambu Dunia, tanggal 2-3 Oktober 2010 di Sasana Budaya Ganesha Bandung, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, Sapta Nirwandar, mengatakan, dengan mengangkat tema Reinvention Bamboo Music and Culture, festival yang digelar untuk keempat kali ini akan disemarakkan dengan parade angklung, bambu indigenous antara lain seruling nusantara, bambu klasik, bamboo rythim/string, bambu kontemporer.
"Juga ada kegiatan pendukung lainnya seperti workshop dan pameran, seminar bambu, dan kuliner dari bambu," kata Sapta Nirwandar, Senin (27/9/2010) di Jakarta.
Menurut Sapta, even Festival Musik Bambu Dunia, yang mendatangkan seniman dan musisi handal dan kreatif dari Indonesia dan luar negeri, menjadi media yang efektif dalam mempromosikan kekayaan seni budaya Indonesia ke dunia Internasional.
Musik bambu sebagai musik universal menjadi soft power dalam mempromosikan pariwisata Indonesia ke manca negara. Dadang dari Republik Entertainment mengatakan, potensi seni budaya bambu yang ada di Tanah Air dan ditampilkan antara lain Saluang dan Talempong dari Sumatera Barat, Giring-giring Kabupaten Lemadau Kalimantan Tengah, Sasando Gong Pulau Rote Nusa Tenggara Timur, Rampak Kentongan Purbalingga, Jawa Tengah, Angklung Carup Banyuwangi, Seniman Bambu WukirYogyakarta, serta musisi gamelan kontemporer shochbreaker Indonesia-Norwegia.
"Dalam pagelaran bambu klasik akan ditampilkan Arumba Plumeria Jepang, Bambu Enrekang, Jegog Bali, Calung Purbalingga, Carub Banyuwangi," tambahnya. Selain menampilkan pertunjukan tari dan musik bambu, juga diadakan bambu talk berupa seminar dengan mengundang para pembicara dari pakar bambu, antara lain Marc Peeters dan Chamin Marka dengan lembaga risetnya Bambu Nusa Verde (BNV) di Yogyakarta.
"BNV melakukan transfer teknologi bambu melalui teknologi kultur jaringan yang dikembangkan oleh perusahaan Bergia, OPRINS Palnt Company," papar Dadang. Pada puncak acara Bambu Nusantara IV hari Minggu(3/10) malam, akan dihelat sebuah ferformance untuk mengenang seorang kreator Bambu Nusantara, Wawan Juanda (alm), dengan menampilkan sejumlah musisi seperti Dwiki Darmawan, Gita Gartika, Balawan, Yuki TendoStar dan Andy/rif dengan diiringi Bambu Orkestra.
Sumber: http://oase.kompas.com