Belasan Ribu wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara, awal pekan ini, tumpah di Tanjungpinang Beach Corner untuk menyaksikan final dan penutupan atraksi wisata yang sudah jadi agenda wisata nasional Tanjungpinang Dragon Boat Race.
Wakil Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan, Tanjungpinang Dragon Boat Race yang rutin digelar tiap tahun sejak 1992, ternyata berdampak positif bagi kemajuan dan peningkatan pariwisata di Kepulauan Riau, khsusnya Kota Tanjungpinang.
"Ke depan agar lebih ramai peserta luar negeri, promosi tak cukup melalui internet saja. Perlu promosi langsung dengan mengunjungi negara yang berpotensi menjadi peserta," katanya, saat menutup Tanjungpinang Dragon Boat Race 2009, Senin kemarin.
Dalam Tanjungpinang Dragon Boat Race, atraksi wisata yang digelar yakni lomba perahu naga, lomba renang lintas pulau penyengat, lomba kano, dan bazar hasil industri kerajinan untuk cendramata pariwisata. Peserta yang ikut 35 tim dari dalam dan luar negeri.
Digelar selama tiga hari, setiap hari ada belasan ribu yang menyaksikan atraksi wisata tersebut. Muhammad Sani berharap tahun depan penyelenggaraan agar makin sukses kuantitas dan kualitas, untuk piala bergilir cukup dua tahun, sehingga kalau menang dua kali berturut-turut langsung bisa mendapatkan piala bergilir Gubernur Kepri sebagai piala tetap. "Dan kalau perlu hadiah ditingkatkan lagi," tandasnya.
Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan mengatakan, soal hadiah sudah ditingkatkan. Tahun ini hadiah total Rp 178 juta. "Jika juara pertama lomba perahu naga tahun 2008 sebesar Rp 15 juta, tahun ini naik menjadi Rp 40 juta. Begitu juga juara kedua, ketiga, dan harapan masing-masing kategori, juga dinaikkan," katanya.
Jika Tanjungpinang Dragon Boat Race 2010 nanti hadiah harus ditingkatkan lagi, maka dari sekarang diharapkan DPRD Kepri dan DPRD Kota Tanjungpinang menaikkan anggaran untuk atraksi wisata yang berkelas internasional ini.
Wali Kota Suryatati mengakui, dengan meriahnya dan citra positif bagi wisatawan hendaknya Tanjungpinang Dragon Boat Race menjadi motivasi untuk berbuat lebih sehingga pencapaian visi Kota Tanjungpinang sebagai pusat budaya Melayu dan pariwisata menjadi kenyataan.
"Dengan sukses Tanjungpinang Dragon Boat Race, mari kita jadikan Tanjungpinang Kota Gurindam Negeri Pantun sebagai daerah tujuan utama wisata yang aman, nyaman, dan mengesankan," ungkap Suryatati.
Untuk semakin suksesnya Tanjungpinang Dragon Boat Race, Pemerintah Kota Tanjungpinang sampai mengirimkan dua perahu naga sebagai hadiah buat Pemerintah Cekoslowakia. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Abdul Kadir selaku Ketua Panitia Penyelenggara mengatakan, Tanjungpinang Dragon Boat Race tak hanya sebatas sarana yang memberi peluang secara langsung bagi peningkatan pendapatan masyarakat yang bergerak di bidang usaha kepariwisataan dan secara tidak langsung menjadi sarana menumbuhkembangkan ekonomi kemasyarakatan.
"Selain itu juga sebagai sarana memperkokoh hubungan antara masyarakat Tanjungpinang khususnya, masyarakat Indonesia umumnya serta masyarakat negara-negara sahabat," tambahnya. Bahkan, juga sebagai sarana pembinaan dan peningkatan prestasi atlet dayung dan renang.
Pulau Penyengat
Usai lomba, para peserta mengikuti lawatan ke sejumlah lokasi wisata, antara lain ke Pulau Penyengat. Pulau ini merupakan pulau museum karena banyak peninggalan sejarah dan budaya melayu, terutama peninggalan kerajaan Riau Lingga, yang suatu masa lalu menjadikan penyengat pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan.
Di sana ada kompleks makam Raja Haji Fisabilillah, kompleks Istana Kantor, kompleks makam Raja Abdul Rahman, Perigi Putri, Benteng Pertahanan Bukit Kursi, dan banyak lainnya. (Yurnaldi)
Sumber: http://travel.kompas.com