Bogor, Jawa Barat - Badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) akhirnya memasukkan batik dalam UNESCO representative list of intangible cultural heritage of humanity atau warisan budaya bukan benda dari Indonesia. Pengakuan itu akan dianugerahkan kepada Indonesia pada 28 September hingga 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik melaporkan prestasi dunia itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor, Senin (7/9). Presiden mengimbau seluruh masyarakat untuk mengenakan batik pada 2 Oktober 2009 sebagai penghormatan atas capaian tersebut.
“Presiden mengatakan bahwa pada 2 Oktober yang akan datang, kepada seluruh masyarakat Indonesia, diminta menggunakan batik sebagai penghargaan terhadap batik itu sendiri. Juga, sebagai penghargaan atas diberikannya batik sebagai daftar representasi budaya tak benda warisan manusia, dari UNESCO,” kata Ical, sapaan Aburizal. Masuknya batik dalam daftar warisan dunia ini mengikuti sukses wayang kulit dan keris yang lebih dulu meraih pengakuan yang sama pada 2003 dan 2005. Ical mengatakan, batik dianggap sebagai ikon budaya bangsa yang unik, memiliki simbol, dan tradisi dan hidup di masyarakat. Batik juga memiliki filosofi yang mendalam menyangkut siklus kehidupan manusia. Kain tradisional itu juga dikembangkan turun-temurun. Sejumlah kriteria itu lah yang membuat batik ditetapkan sebagai warisan dunia dari Indonesia.
Syarat lain yang ditetapkan UNESCO adalah adanya perlindungan dari pemerintah atas warisan budaya ini. Diantaranya dengan memasukkan pelajaran batik dalam buku-buku sekolah. “Kita punya masyarakat batiknya, kita punya industrinya, kita punya pemakainya, kita punya budayanya, kita punya sejarahnya. Berdasar itulah maka, syukur Alhamdulillah, kita telah diberitahu, bahwa batik telah disetujui menjadi warisan budaya tak benda manusia dari UNESCO,” ujar Ical. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, setelah wayang kulit, keris, dan batik, Indonesia juga tengah memasukkan angklung dalam warisan budaya dunia. “Jadi, terus-menerus kita memperjuangkan satu per satu karya budaya kita ke seluruh dunia,” ujar Jero. (sof/jpnn)
Sumber: http://www.riaupos.info