Cirebon - Pasangan sejoli yang tengah dimabuk cinta digerebek warga saat tengah berbuat mesum di bekas asrama polisi wilayah di Pamitran, Kel./Kec. Kejaksan, Kota Cirebon, Kamis (21/10) pukul 16.30 WIB. Saat digerebek, kedua sejoli tersebut ditemukan dalam keadaan bugil.
Sejumlah warga menduga pasangan tersebut tengah dimabuk cinta. Namun sebagian warga mencurigai si wanita sebagai penjaja seks. Dari identitasnya diketahui yang lelaki bernama Asm (46), warga Dusun Kujang Sari, Desa Kutawaringin, Kec. Selajambe, Kab. Kuningan. Sedangkan teman wanitanya yang kelihatan shock, saat ditanya soal identitasnya hanya membisu.
Asm yang di kartu identitasnya disebutkan belum menikah, sempat dihakimi massa yang marah atas ulah mesumnya. Sebagian yang marah sempat meminta mereka diarak keliling kampung tanpa busana. Namun sesepuh warga setempat meminta warga untuk bersabar dan mempertimbangkan kondisi psikologis pelaku yang pasti sangat malu.
Namun sejumlah warga tetap memaksa. Setelah perdebatan yang cukup lama, akhirnya kedua pelaku diarak menuju Baperkam. Sebelumnya, keduanya diminta untuk mengenakan pekaian.
Sejumlah warga yang tidak puas menghadiahi pelaku pria bogem mentah. Namun aksi main hakim sendiri bisa dihindari. Pelaku diamankan aparat kelurahan menuju Baperkam sebelum dibawa ke Mapolres Cirebon Kota.
Menurut sesepuh warga Pamitran, Sartono, penggerebekan tersebut memang sudah setahu dirinya selaku Ketua RW. Sebelumnya ia mendapat laporan dari warga, ada dua orang mencurigakan masuk lokasi eks asrama polwil, Kamis (21/10) pukul 15.39 WIB. Kecurigaan warga makin besar saat keduanya diketahui tidak juga keluar dari lokasi. Warga yang sudah tidak sabar pun menggerebek.
Kecurigaan mereka ternnyata terbukti. Saat digerebek keduanya sudah bugil. "Kami langsung berkoordinasi dengan polisi begitu warga menggerebek lokasi eks polwil," kata Sartono.
Pihaknya sering menerima keluhan warga tentang kerapnya lokasi eks asrama polwil tersebut dijadikan tempat mesum. "Tapi seringnya kejadiannya malam hari dan kondisi gelap sehingga warga kesulitan menangkap basah pelaku," katanya.
Selain sering dijadikan lokasi mesum, lokasi itu juga sering menjadi persembunyian pelaku penjambretan, terutama malam hari. "Makanya warga menuntut agar lokasi tersebut ditutup pagar seng atau dibongkar total untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Sartono. (A.92)**
Sumber: http://www.klik-galamedia.com