Bogor, Jawa Barat - Koleksi satwa di lembaga konservasi "ex-situ" Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, segera bertambah dengan bakal datangnya enam ekor kanguru (grey kangaroo) betina dari Australia. "Rencananya, enam kanguru Australia itu sudah bisa hadir di TSI Cisarua pada libur Idul Fitri (Lebaran) 2009 ini, namun terkendala soal tranportasi pengangkutannya, sehingga tertunda hingga usai Lebaran," kata Direktur TSI Cisarua Tony Sumampau di Cisarua, Senin.
Menurut dia, kanguru itu semula akan diangkut dengan pesawat berbadan besar dari maskapai udara milik Malaysia, namun karena jenis pesawat dimaksud dipakai untuk kepentingan Lebaran di negeri jiran tersebut, maka jenis yang ada hanyalah yang berbadan lebih kecil. "Karena ukuran pesawat berbadan kecil tidak direkomendasikan, maka kedatangan kanguru ke TSI Cisarua terpaksa tertunda," katanya. Skema kedatangan enam ekor kanguru dari Australia ke Indonesa itu, katanya, berdasarkan kerja sama sister park antara TSI dan Kebun Binatang Australia yang dikelola mendiang Steve "Crocodile Hunter" (pemburu buaya) dan istrinya Terri Raines Irwin, yang sudah terjalin baik selama ini.
"Kebun binatang Australia yang merekomendasikan kanguru itu bisa didatangkan ke Indonesia," kata Tony Sumampau yang juga Koordinator Umum Forum Konservasi Satwaliar Indonesia (Foksi), sebuah wadah berhimpunnya berbagai elemen yang 80 persen berasal dari kalangan jurnalis yang peduli pada persoalan konservasi satwa liar. Dalam kaitan tersebut, pihak Departemen Kehutanan (Dephut) juga telah memberikan izin masuknya satwa tersebut ke Indonesia, sehingga seluruh prosedur telah diikuti sesuai ketentuan yang berlaku. Ia mengatakan, kanguru asal Australia itu, akan melengkapi koleksi kanguru asal Provinsi Papua yang sudah dimiliki TSI Cisarua. Menurut dia, kanguru asal Papua berukuran lebih kecil, yakni tingginya rata-rata 70 cm, sedangkan kanguru asal Australia tingginya sekitar 1,8 meter.
Dalam kerja sama tersebut, sebenarnya TSI akan mendapatkan sebanyak 15 ekor kanguru, namun sesuai prosedur yang ada, tidak bisa dilaksanakan sekaligus. "Prosedurnya adalah enam ekor dikirim lebih awal, dan semuanya berjenis betina, setelah dievaluasi beberapa waktu, barulah akan dikirim tahap selanjutnya," demikian Tony Sumampau. (antara)
Sumber: http://www.antaranews.com