Batam, Kepri - Sebagai daerah perbatasan, Batam memiliki beberapa pulau yang statusnya sebagai pulau terluar di Indonesia. Salah satunya Pulau Nipah yang memiliki potensi dikembangkan sebagai tempat wisata. Apalagi, saat ini Pulau Nipah sudah menyelesaikan tahapan reklamasi yang menelan anggaran ratusan miliar rupiah. Luasnya kini mencapai 60 hektare dari sebelum reklamasi yang hanya seluas 1,5 hektare. Setelah reklamasi, Pulau Nipah akan segera dikembangkan untuk zonasi pertahanan, ekonomi terbatas, dan pariwisata. Untuk sektor pariwisata, Pemko Batam kini mulai ancang-ancang untuk menggarapnya supaya Nipah memiliki nilai jual di dunia pariwisata nasional.
Meski belum memiliki konsep yang pasti, setidaknya Pemko Batam mulai agresif untuk `menjual` Nipah, yakni dengan memberikan sertifikat kepada para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun asing yang mengunjungi pulau tersebut. Awalnya, ide ini muncul dari Wakil Wali Kota Batam, Ria Saptarika. Menurut Ria, selain sebagai daya pikat, pemberian sertifikat tersebut merupakan penghargaan kepada para pengunjung Nipah. “Berkunjung ke Nipah juga merupakan sebuah tantangan, jadi sertifikat ini merupakan bentuk penghargaan dari pemerintah,” kata Ria, saat mengunjungi Nipah, beberapa waktu lalu.
Untuk mewujudkan pengadaan sertifikat ini, Pemko Batam bekerja sama dengan Lanal Batam. Sehingga, dalam sertifikat ini dibubuhi tanda tangan Ria Saptarika dan Komandan Lanal Batam yang kala itu masih dijabat oleh Kolonel Laut (E) Muhammad Faizal. Selanjutnya, kata Ria, Pemko Batam akan membangun fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan pariwisata di Nipah. Namun demikian, rencana ini perlu dikoordinasikan dengan pusat. Alasannya, seluruh proses reklamasi Nipah terpusat di Jakarta. Menurut Ria, posisi Nipah sebagai satu dari 19 pulau terluar di Indonesia membawa daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Apalagi di pulau ini dapat dikembangkan beberapa wisata penunjang, seperti snorkling, diving, dan lain sebagainya. (a)
Source: http://batampos.co.id