1 Muharram, Masyarakat Jawa di Aceh Kenduri Suroan di Jalan

Lhoksukon, NAD - Peringatan 1 Muharram 1434 Hijriyah, beragam kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat dalam merayakanya. Ada yang melakukan dengan pawai di jalan raya, mengadakan ceramah keagamaan, takbir Akbar dan berbagai macam kegiatan lainya.

Namun dalam istilah tradisi Jawa, tahun baru Islam ini lebih dikenal dengan istilah Suroan, dimana pada hari itu sebagaian mereka merayakanya dengan cara berdo'a bersama-sama di tempat umum seperti di persimpangan jalan dengan membawa makanan nasi tumpeng, dan aneka makanan khas Jawa lainya.

Hal ini seperti di kampung Buket Hagu, Lhoksukon, Aceh Utara, Kamis (15/11/2012). Seluruh masyarakat baik dari anak kecil sampai orang tua memadati di persimpangan jalan, guna menggelar acara kenduri, dan kemudian pada malamnya menggelar pertunjukan Kuda Lumping.

Menurut sesepuh kampung tersebut, Mbah Sunu, saat berbincang dengan The Globe Journal mengatakan, kenduri tersebut dilakukan untuk memohon do'a keselamatan kepada Allah, agar dihindarkan dari segala balak dan sebagainya.

"Di kampung kami kenduri ini memang dilakukan di tempat yang terbuka, dan setiap tahunya kami rayakan tepat di persimpangan jalan," tukas Mbah Sunu.

Sementara itu Ki Wono Sentono, selaku tokoh adat setempat mengatakan, tradisi 'Suroan' ini menurutnya hari yang sangat sakral sekali bagi masyarakat Jawa. Kata dia, pada tahun ini umat manusia harus banyak-banyak memohon do'a dan meminta ampunan kepada Gusti Allah.

"Karenanya, acara ritual ini harus digelar ditempat yang terbuka biar do'anya cepat sampai," katanya

"Mudah-mudahan dengan digelarnya acara kenduri peringatan tahun baru Islam ini menjadi awal yang baik buat kita semua, terkhusus untuk keselamatan dan kesejahteraan rakyat Aceh," harap Ki Wono Sentono

-

Arsip Blog

Recent Posts