Surabaya, Jatim - Buku "Pamekasan Membatik" karya Kadarisman Sastrodiwirjo (Wakil Bupati Pamekasan) diluncurkan di Surabaya, Selasa.
Peluncuran buku dalam rangkaian "Gebyar Batik" untuk memperingati Hari Jadi ke-482 Kabupaten Pamekasan itu dilakukan Ketua Dekranasda Jawa Timur, Nina Soekarwo.
"Buku yang berisikan berbagai corak batik khas Pamekasan itu bertujuan mengenalkan ragam batik di Madura," kata Ketua Komunitas Batik Jatim (KIBAS), Lintu Tulistyantoro.
Menurut dia, Batik Pamekasan saat ini mengalami perkembangan cukup pesat, meski perkembangan yang lebih pesat dialami Banyuwangi.
"Namun, perkembangan pesat Batik Banyuwangi itu karena batik setempat banyak beredar di provinsi lain dan mancanegara, sedangkan perkembangan pesat Batik Pamekasan justru karena Batik Pamekasan banyak beredar di Jatim," katanya.
Ditanya perkembangan pesat yang dialami Batik Pamekasan, ia mengatakan Batik Pamekasan itu memiliki dua corak yakni klasik dan kontemporer.
"Batik kontemporer itu berkembang sejak tahun 1970-an yang banyak mengalami pengaruh dari Jawa, karena Batik Pamekasan memang mulai banyak beredar sejumlah daerah di Jatim," katanya.
Dalam sambutannya, Bupati Pamekasan, Kholilurrahman mengakui banyak wisatawan yang tertarik dengan Batik Pamekasan.
"Karena itu, industri batik menjadi salah satu kekuatan perekonomian Pamekasan. Tiap tahun, Pamekasan mampu memproduksi batik sekitar 746.774 lembar kain batik dalam setiap tahun," katanya.
Hal senada diungkap Ketua Dekranasda Jatim Nina Soekarwo. "Batik merupakan bagian budaya yang sejak lama ada dan memiliki nilai seni tinggi, terutama di Jawa," katanya.
Istri Gubernur Jatim itu menambahkan Jawa Timur sendiri menghasilkan ribuan corak batik. "Buku Pamekasan Membatik merupakan salah satu bukti terkait hasil itu," katanya.
Sumber: http://oase.kompas.com