Pariaman, Sumbar - Puluhan ribu orang menyaksikan penutupan "Hoyak Tabuik" yang berakhir, Minggu dengan menampilkan dua prosesi ritual di antaranya "Tabuik Naiak Pangkek" dan "Tabuik dibuang ke laut".
Tuo (sesepuh) Tabuik Pasa Nasrul Syam di Pariaman, Minggu mengatakan, prosesi Tabuik sekarang selain merupakan ritual yang sakral juga objek wisata yang paling ditunggu wisatawan.
"Sebagai keturunan Tabuik, kami berusaha untuk menunjukan semua prosesi dengan sakral, karena meriahnya pelaksanaan pesta budaya ini tergantung pada kesakralan prosesnya," kata dia.
Menurut dia, pelaksanaan Tabuik tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya terutama dilihat dari ritual yang dilakukan, semuanya terlaksana dengan baik.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Pariaman Tundra Laksamana mengatakan, Tabuik merupakan objek wisata budaya handalan Pariaman sejak 10 tahun yang lalu.
"Kita padukan suatu hal yang sebenarnya sangat sakral dengan wisata sehingga mempunyai nilai tambah terhadap ekonomi masyarakat," kata dia.
Tabuik adalah suatu ritual mengenang kematian tragis Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW dalam perang Karbala.
Menurut dia, keberadaan Tabuik telah ada sejak tahun 1826 yang dibawa oleh tentara Gurka. Sebelum ditutup hari ini, prosesi Tabuik sebetulnya telah dimulai sejak 1 Muharam.
Tak hanya warga lokal, penutupan prosesi Tabuik juga saksikan oleh berbagai wisatawan asing. Ada yang sekedar menonton, dan tak jarang pula mendokumentasikan prosesi penutupan.
Prosesi penutupan Tabuik sendiri berlangsung sejak pagi hari dengan ritual "Tabuik Naiak Pangkek" dan sorenya sebelum matahari tenggelam Tabuik dibuang ke laut pukul 14.30 WIB hingga 18.30 WIB.
Sumber: http://www.antaranews.com