Budaya Melayu Belum Masuk Kurikulum Pendidikan

Pekanbaru, Riau - Budaya Melayu perlu dilestarikan. Salah satu caranya melalui pendidikan. Namun sayangnya para pendidik banyak yang belum memahaminya. Sebanyak 40 guru dari SD, SMP dan SMA menjadi peserta pendidikan dan pelatihan muatan lokal budaya Melayu di Hotel Nilam Sari SMKN 3 Kota Pekanbaru, Kamis (28/5). Kegiatan itu ditaja Dewan Pendidikan Kota Pekanbaru.

Para guru mendapatkan pemahaman tentang pentingnya melestarikan budaya Melayu itu di sekolah. Sebagian besar guru yang menjadi pesertanya berkomentar terkait kendala melestarikan budaya Melayu di sekolah. “Salah satu kendalanya karena muatan lokal budaya Melayu sampai sekarang masih belum masuk kurikulum pendidikan.

Dengan begitu masih sulit untuk menerapkannya bahkan guru-guru juga tidak memiliki bukunya. Buku tentang budaya Melayu ini memang belum ada,” ungkap Ketua Dewan Pendidikan Kota Pekanbaru, Drs H OK Nizami Jamil kepada Riau Pos Kamis (28/5/2015).

Nizami Jamil merasa prihatin dengan kondisi itu. Dirinya berharap pemerintah segera mempersiapkan kelengkapan dokumen dan segala yang diperlukan untuk diperjuangkan di tingkat pemerintah pusat agar muatan lokal budaya Melayu bisa masuk kurikulum pendidikan di sekolah.

“Kami prihatin sampai sekarang muatan lokal budaya Melayu ini belum masuk kurikulum (pendidikan). Itu tugas pemerintah termasuk menyediakan buku dan pendidiknya,” tuturnya.

Jika kondisi seperti ini tidak segera menjadi perhatian pemerintah, maka budaya Melayu bisa punah. “Para guru juga masih banyak tidak mengerti muatan budaya lokal, buku tidak ada dan pengetahuan tidak ada,” katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts