Natuna, Kepri - Kendati dalam lomba reguler STQ ke VI Kepri di Natuna, Kabupaten Lingga berada diurutan buncit, namun hal ini sedikit terobati, setelah meraih juara stand terbaik dalam STQ kali ini.
Stand unik Lingga dengan bangunan yang mirip Tanjak, yakni topi yang kerap digunakan para pembesar-pembesar melayu semisal Hang Tuah. Content di dalam stand juga menarik karena mendapat penilaian baik oleh dewan juri. Di dalam stand banyak karya fotografi potensi wisata Lingga.
Di stand Lingga juga dipajang Al-Quran yang diperkirakan berusia ratusan tahun koleksi Museum Linggam Cahaya. Kendati berusia ratusan tahun, Al-Quran yang ditulis dengan tangan ini masih bisa dibaca
"Sengaja Al-Quran ini diletakkan di dalam kotak kaca, karena sudah lama dan untuk menghindari kerusakan, karena tentunya kertasnya sudah lapuk," ujar Hani staf operator di Stand Lingga.
Menurutnya Al-Quran ini punya nilai sejarah tinggi karena merupakan warisan turun-temurun dari Kerajaan Melayu Lingga.
Disebutkan Hani, mushaf Alquran ini terbilang cukup istimewa karena kondisinya yang masih lengkap, termasuk cover depan dan belakang.
Surah pembuka, Al-Fatihah pada bagian awal dan Surah An-Nas pada bagian akhir masih terlihat bagus dan jelas untuk dibaca.
"Bukan hanya itu, di bagian pembuka dan penutup ini terdapat iluminasi berbentuk floral dengan menggunakan tinta hitam, merah dan kuning. Iluminasi serupa juga dijumpai di pertengahan Juzz, yakni surah Al-Isra dan penandaan setiap Juzz," ujarnya.
Dia menjelaskan jika manuskrip Al-Quran ini menggunakan kertas eropa dengan ukuran panjang 31,5 centimeter, lebar 20,5 centimeter dan tingga 5,5 centimeter, dengan ukuran bidang teks panjang 21 cm dan lebar 12 centimeter.
Mushaf ini sudah dilengkapi dengan pendaan tajwid, seperti Mad Wajib dan Jaiz, serta Nun Izhar, namun belum memakai tanda Waqaf. Meskipun terbilang lengkap, namun Mushaf ini tidak memiliki kolopon mengenai catatan tentang identitas Mushaf, tentang sosok dan tahun penyalinan.
Selain Lingga pada perhelatan STQ ke VI Kepri ini, masing-masing daerah kabupaten/kota menampilkan stand-stand dengan kearifan lokal masing-masing.
Stand yang didirikan di Kawasan Natuna Gerbang Utaraku (NGU) ini dibangun dengan berbagai konsep. Mulai dari kerajinan khas daerah, pariwisata hingga capaian pembangunan.
Sumber: http://batam.tribunnews.com
