Upaya Ilmuwan Kumpulkan Naskah Kuno Suku Batak Dipersulit Warga

Medan, Sumut - Kalangan akademis Sumatera Utara hingga kini masih kesulitan mengumpulkan naskah kuno peradaban suku Batak, Pustaha Laklak (dalam bahasa setempat berarti buku dari kulit kayu berisi pengobatan tradisional, strategi perang, nujum dan lainnya).

"Berdasarkan hasil pengamatan kita, ketertutupan warga masyarakat itu akibat sikap mereka yang masih mensakralkan dan memosisikan naskah-naskah itu sebagai barang berharga tinggi dan tidak bisa sembarangan memberikannya," kata Ketua Departemen Sastra Batak USU Warisman Sinaga kepada wartawan di Medan, Rabu (27/5).

Warisman melanjutkan, sikap demikian juga ditunjukkan warga pada kalangan akademisi dari Program Studi Sastra Batak dan Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya USU, saat melakukan upaya pelacakan naskah sejak April 2011.

Menurut peneliti kelahiran Simalungun, 16 Juli 1962, ini, upaya pelacakan naskah-naskah kuno itu dilakukan secara reguler setiap tahunnya, sejak dia memimpin Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU) tahun 2011.

"Pada setiap April sejak 2011, para dosen dan mahasiswa dari program Studi Sastra Melayu turun ke lapangan untuk penelitian bahasa dan mencoba mencari naskah-naskah lama yang ada di tangan masyarakat Melayu."

"Upaya yang sama juga dilakukan dosen dan mahasiswa Program Studi Sastra Batak pada setiap Oktober sejak 2011. Tapi dari sekian kali kita turun ke lapangan, warga masyarakat masih tertutup dengan mengatakan tidak ada naskah padahal sebelum turun ke lapangan, tim kita sudah melakukan survei dan berkesimpulan bahwa diperkirakan terdapat naskah di daerah tersebut," katanya.

Dari perbincangannya dengan Kepala Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sri Hartini, ada warga yang datang ke museum untuk menawarkan naskah yang ada di tangannya dengan harga tinggi.

-

Arsip Blog

Recent Posts