Pekanbaru, Riau - Untuk wisata kuliner di Provinsi Riau memang menjadi salah satu rekomendasi bagi penikmat rasa. Ada banyak restoran terkenal di Riau dengan masakan khas Melayunya. Hanya saja untuk budget makan di restoran Melayu itu banyak dikomplain, karena terlalu mahal jika dibandingkan dengan masakan khas provinsi tetangga, Sumbar dengan khas Padang atau ayam penyet dari Jawa.
Hal ini juga dikeluhkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Fahmi Zal dan juga menjadi pengalaman saat mempromosikan Riau dengan masakannya kepada turis yang datang ke Riau.
Bayangkan saja, disampaikan Fahmi, hanya makan dengan empat orang saja di restoran di Riau ini harganya sampai jutaan rupiah. Hal ini dinilai terlalu mahal dan menyebabkan turis menjadi kapok.
“Jadi bagaimana caranya untuk mengantisipasi ini, karena dengan mahalnya makan di Riau ini turis kapok untuk datang lagi. Kenapa tidak bisa harga makanan dengan asam pedas baung satu potong plus nasi satu piring seharga tidak lebih kurang dengan makan sepiring di ayam penyet,’’ kata Fahmi kepada Riau Pos.
Disebutkannya, kondisi ini tentu menghambat, sehingga di Riau itu tidak bisa menjual paket wisata dengan makanan Melayu. ‘’Jadi ketika ada tamu, turis kebanyakan di bawa untuk makan nasi Padang paginya, dan siangnya nasi Padang lagi serta malamnya pun begitu, karena masakan Melayu ini mahal dan luar biasa,’’ ungkapnya.
Artinya, hal ini menjadi pertimbangan dari Dinas Pariwisata untuk membuat standarisasi harganya untuk kuliner ini. ‘’Ini juga menjadi upaya kita bersama untuk memajukan pariwisata kita (Riau), dikonsep, saya ingin berkoordinasi, mungkin selama ini belum ada koordinasi dengan pihak-pihak terkait,’’ tuturnya.
Semantara itu, Ketua Komisi E DPRD Riau H Masnur juga menyaranan supaya ada standirasasi harga untuk semua restoran.
Sumber: http://www.riaupos.co