Pekanbaru, Riau - Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman meminta Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau masa khidmad 2015-2020 untuk senantiasa mengawal budaya Melayu seperti yang telah ditetapkan dalam visi misi provinsi menjadi Pusat Kebudayaan Melayu 2020.
"Melayu identik dengan Islam. Ini bagian tugas dari MUI Riau untuk mengawalnya. Kalau tak bisa diselesaikan berarti kita masih punya utang," katanya saat memberi sambutan pada pengukuhan MUI Riau, di Pekanbaru, Senin (19/5) malam.
Menurutnya, kalau Riau telah kokoh dengan budaya, maka akan amanlah masyarakatnya. Oleh karena itu, MUI harus bisa meredam adu domba yang bisa merusak tatanan hidup beragama.
Apalagi, lanjut dia, sudah banyak perubahan di Riau seperti penduduk yang sudah mencapai 6,2juta jiwa. Ini karena banyaknya pendatang dari berbagai etnis ke Riau mengingat pertumbuhan ekonominya yang tertinggi di Sumatera.
"Melayu harus dijaga dan dikawal bersama-sama. Kalau lengah dalam waktu 10-20 tahun akan tergerus," ucapnya.
Pengurus MUI Riau dengan Ketua Muhammad Nazir Karim resmi dikukuhkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat MUI, Muhammad Din Syamsuddin.
"Berdasarkan Surat Keputusan DPP MUI yang telah dbacakan tadi, atas nama DPP dengan memohon rahmat Allah SWT, saya kukuhkan saudara-saudara sebagai Pengurus MUI Riau masa khidmad dengan mengucapkan Bismillahhirrohmanirrahim," kata Din.
Dia berharap MUI Riau dapat bangkit sebagai pendorong kemajuan daerah. Terlebih lagi, Riau adalah garda terdepan kawasan pertumbuhan dan karena Islam adalah agama yang juga mengutamakan kemajuan.
Sumber: http://www.republika.co.id