Seni Minangkabau, Randai, Hipnotis Penonton

Jakarta - Seni khas Minangkabau, randai, sukses digelar di Galeri Indonesia Kaya, Minggu (10/5/2015).

Randai dengan unsur Tapuak Galemboang pada galombang (tari), unsur Gurindam atau syair yang didendangkan, dan unsur Buah Kato pada biduan.

Pertunjukan tari bertajuk Lini Lain Matrilini yang berlangsung 30 menit ini mampu menghipnotis penonton. Sembilan penampil ini mampu mempesona para penikmat seni dengan keunikan cerita yang dibawakan dengan paduan gerak tari, seni lagu, drama, musik, silat, dan nyanyian atau dendang Minangkabau.

Koreografi Lini Lain Matrilini ini tak hanya sebatas upaya kelenturan fisikal belaka, tetapi lebih dikembangkan pada upaya menumbuhkan kembali gagasan kultural sebagai suatu aktualisasi atau refleksi atas realitas sosio-kultural yang berlangsung dalam masyarakat Minangkabau.

Pemahaman menubuhkan kembali dalam proses ini merupakan upaya koreografis yang menjadikan gerak sebagai laku yang tidak terpisahkan dengan laku teatrikal, laku musikal, dan berbagai perilaku kultural lainnya.

“Kebudayaan Minangkabau sangat dinamis dan terbuka pada penyesuaian dengan inovasi-inovasi baru. Meskipun randai ini diadaptasi dengan perkembangan masyarakat masa kini, kami tetap tidak menghilangkan identitas asli Minangkabau yang sangat unik. Minangkabau sebagai salah satu budaya Indonesia yang patut kita banggakan," kata pendiri Sanggar Seni Sikambang Manih, Padangpanjang, Sumatera Barat Susasrita Loravianti.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian, menuturkan ada lebih banyak seni budaya Indonesia yang masih belum dijamah.

"Sebagai masyarakat Indonesia sudah patut kita dukung segala aspek seni dan budaya kebanggaan Indonesia, demi kemajuan Indonesia juga tentunya,” tuturnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts