Indonesia Jadi Rujukan Pelestarian Budaya Nusantara

Jakarta - Menjadi rujukan pusat peles tarian budaya nusantara, Senin (14/3) Ta man Mini Indonesia Indah (TMII) menerima kunjungan rombongan dari Ditjen Promosi Ke budayaan negara Thailand. Di rektur Diplomasi Budaya, Kementerian Pen didikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadjamuddin mengatakan, pertukaran informasi budaya antar negara khususnya Indo nesia dan Thailand kerap dilakukan. Menurut Nadjamuddin, negara Thailand se cara berulang belajar bagaimana antrologis budaya Indonesia.

Baik tarian, rumah adat dari Aceh hingga Papua. ”Mereka ingin mengetahui bagaimana budaya tak ben da di Indonesia dikelola. Dan kunjungan mereka selalu kita fasilitasi,” ujar Nadja muddin kepada indopos.co.id, kemarin. Menjadi negara yang memiliki keragaman budaya, dikatakan Nadjamuddin Kemdik bud mengusulkan budaya kawasan alam seperti Kota Tua dan Gugusan Ke pulau an Seribu menjadi warisan dunia ke UNESCO.

Nadjamuddin mengungkapkan, kesiapan Indonesia dalam menghadapi Ma syara kat Ekonomi ASEAN (MEA) salah satunya dengan peningkatan kompetensi pekerja seni dengan sertifikasi profesi. Selain itu juga memberlakukan standarisasi pro duk-produk budaya. ”Setiap tahun kami selalu memberikan penganugerahan kepada pelaku budaya yang dapat dijadikan dasar sertifikasi profesi,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Budaya TMII Ade F Mayliala menuturkan, kedatangan Ditjen Kebudayaan Thailand ingin belajar ba gaimana mengelola kebudayaan. Ke mudian, dari bekal itu mereka ingin menjadikan sektor budaya mereka sebagai sektor pen dapatan nasional. ”Mereka ingin kembangkan budaya menjadi destinasi pariwisata. Dan menjadikan Thailand sebagai part ner UNESCO seperti konvensi 2003 UNESCO,” ujar Ade F Mayliala.

Ade menyebutkan, leading sektor budaya di Asia Pasifik di anataranya Cina, Jepang dan Korea. Dengan kekayaan budaya nusantara, menurut Ade Indonesia bisa menjadi leading budaya di ASEAN. Tapi, kenapa negara Thailand yang lebih tertarik un tuk mempelajari budaya. ”Kita ingin do rong pemerintah untuk menjadi leading di AEEAN, kita bisa kenapa harus Thailand,” katanya. Ade mengatakan, sebagai regulasi seharusnya pemerintah lebih mempersiapkan peraturan. Apalagi, selama ini belum ada kontribusi yang pelaku pelestari budaya tak benda.

Apalagi, menurutnya TMII men jadi sorotan dunia. ”Selama ini kita belum memiliki sistem Intangible Cultural He ritage(ICH) mendalam seperti Thailand. Tetapi kita langsung praktek tidak hanya teori,” ucapnya. Di tempat yang sama, Wakil Dirjen Promo si Kebudayaan, Kementerian Kebu dayaan Thailand Sunantha Mithgam menga ku, kagum dengan pelestarian budaya tak benda di Indonesia. Di negara Thailand su dah dikenal memiliki museum budaya.

-

Arsip Blog

Recent Posts