Festival Siak Bermada Internasional Digelar di Riau

Pekanbaru, Riau - Pemerintah Kabupaten Siak di Riau menggelar Festival Siak Bermada Internasional yang dihadiri Negara Serumpun Melayu. Pelaksanaan pergelaran seni dan budaya ini untuk memperat silaturahmi sesama negeri Serumpun Melayu.

Festival Siak Bermada (Berdendang) dibuka, Senin (9/10/2016) malam di Kota Siak Sri Indrapura Ibu Kota Kabupaten Siak. Yaitu sekitar 120 km arah timur dari Pekanbaru. Acara ini dibuka Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman yang dihadiri Konsulat Malaysia di Pekanbaru.

Festival Siak Bermada ke XIV ini, baru kali ini melibatkan negara Serumpun. Hadir dalam acara ini negara tetangga, Malaysia, Singapura dan Thailand. Selain itu, hadir juga sejumlah provinsi dari Kalimantan Barat, Lampung, Bengkulu, Kepri dan Sumatera Utara.

Menurut Bupati Siak, Syamsuar, pelaksanaan ini untuk memperat silahtuhrahmi dengan negara tetangga. Festival ini akan menyelanggarakan tarian zapin internasional, lomba syair, langgam Melayu dan tari kreasi. Sebelumnya, festival ini hanya diikuti utusan kecamatan di Siak, namun belakangan digugah melibatkan provinsi tetangga dan negara tetangga.

"Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran peserta negeri jiran dan sejumlah provinsi dalam negeri. Ini sebagai wadah pergelaran seni dan budaya, dan kita dulunya satu kebudayaan yang sama," kata Syamsuar dalam sambutannya dalam pembukaan acara tersebut.

Festival Siak Bermada, lanjut Syamsuar, juga dilaksanakan untuk memperingati hari jadi Kabupaten Siak yang ke 17 yang jatuh setiap 12 Oktober. Festival Siak Bermada akan berakhir pada 14 Oktober.

"Festival Siak Bermada ini sebagai langkah dalam memperkanalkan wisata sejarah yang ada di Siak dan umumnya di Riau," lanjut Syamsuar.

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, Festival Siak Bermada membuat masyarakat tidak melupakan akar sejarah panjang akan berdirinya Kerajaan Siak. Kerajaan Siak erat kaitannya dengan Kerajaan Malaka di Malaysia.

"Sampai kapanpun sudah kewajiban kita untuk mengingat tali sejarah yang panjang tentang Kerajaan Siak Sri Indrapura. Sejarah panjang ini tentunya akan kita kenang sampai akhir hayat," kata Andi Rachman begitu sapaan akrabnya Gubernur Riau tersebut.

Untuk sekedar diketahui, di Kota Siak ini masih berdiri kokoh Istana Siak dengan gaya arsitektur Eropa dan Melayu yang dibangun tahun 1889 silam. Istana Siak dengan bangunan dua lantai ini, pernah dikunjungi Ratu Belanda, Wilhelmina.

Selain Istana Siak yang masih kokoh berdiri, masyarakat juga bisa menjumpai kapal milik kerajaan Siak yang pernah dibawa berlayar ke liling Eropa. Dalam Istana Siak juga ada Komet sebuah alat musik tua buatan Jerman yang konon hanya ada dua di dunia ini. Hingga sekarang alat musik yang usianya lebih 100 tahun hingga kini masih bisa difungsikan memutar piringan besar dengan lagu-lagu Eropa.

Sultan Siak ke 12 atau yang terakhir dalam sejarah pernah menyumbang emas tiga gantang dan uang 3 juta golden saat Indonesia menyatakan kemerdakaan dari penjajah. Pemberian bantuan emas dan uang ini diserahkan Sultan Siak ke 12, Sultan Syarif Kasim II kepada Presiden Soekarno di Kraton Yogyakarta.

-

Arsip Blog

Recent Posts