Yogyakarta - Wisatawan Jepang menjadi salah satu target terbesar bagi pariwisata Indonesia. Oleh karenanya, beragam pemahaman tentang destinasi dan budaya Indonesia mulai diperkenalkan.
Setelah menghabiskan empat hari di Bali, 17 travel agent yang diundang Kementerian Pariwisata Indonesia dibawa menjelajahi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika di Bali mereka pergi ke Ubud, Nusa Dua, Tanjung Benoa, Gianyar dan Jimbaran. Di Yogyakarta mereka diajak mengunjungi Candi Borobudur yang ada di Magelang.
Meski candi Buddha tersebut berada di Magelang, namun pintu masuk wisatawan lebih sering dari Yogyakarta. Sebab, jarak dari Yogyakarta ke Candi Borobudur hanya sekira satu jam saja.
"Memang melelahkan menaiki tangga ke Candi Borobudur. Tapi pemandangannya luar biasa indah," ungkap Oogata Toshiyuki, peserta asal Sapporo, Jepang, belum lama ini.
Setelah puas mengunjungi Candi Borobudur, para peserta sempat merasakan makan malam di restoran yang terletak di kawasan Keraton Yogyakarta. Perjalanan di Kota Pelajar ini pun kembali dilanjutkan dengan mengunjungi Keraton pada keesokan harinya.
Tanpa sungkan, mereka mengajukan berbagai pertanyaan seputar Keraton Yogyakarta. Mulai dari pertanyaan tentang kediaman Sri Sultan Hamengkubuwono X hingga perkakas kasultanan yang digunakan sejak ratusan tahun lalu.
Staf Ahli Wali Kota Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Yogyakarta, Bejo Suwarno mengatakan, kedatangan famtrip (familiarization trip) ini dapat memperkuat Yogyakarta sebagai kota pariwisata berbasis budaya.
"Saya berharap peserta memahami budaya Yogyakarta, terutama di kawasan wisata keraton sehingga bisa merasakan langsung atmosfer Yogyakarta dan terkenang akan kenyamanan kota ini," ujar Bejo kepada Okezone di Yogyakarta baru-baru ini.
Bejo melanjutkan, acara wisata pengenalan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan Jepang ke Yogyakarta. Meski kunjunga wisatawan Jepang ke Yogyakarta tak sebanyak wisatawan dari negara-negara Eropa, namun Bejo yakin wisatawan Jepang sangat potensial untuk kota ini.
Pasalnya, baik Jepang secara keseluruhan maupun Yogyakarta memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menjunjung tinggi budaya.
Banyaknya budaya yang ditawarkan Yogyakarta kepada wisatawan, mulai dari belajar membatik, melihat budaya keraton, hingga bermain permainan tradisional seperti egrang dan bakiak, dianggap sebagai cara untuk memperkenalkan budaya Indonesia.
Belajar membatik pun dilakukan di Batik Raradjonggrang. Para peserta dengan semangat yang tinggi mencoba menggerakkan canting mengikuti pola yang sudah tergambar di atas kain. Dengan dua pola yang disediakan, yakni kupu-kupu dan gajah mereka dapat menyelesaikannya dengan cepat.
Usai membatik, para wisatawan yang berasal dari Sapporo, Osaka dan Tokyo ini juga diperkenalkan pada wisata holtikultura Omah Kecebong yang terletak di Sleman. Di sini, mereka disugui berbagai macam kuliner khas Jawa seperti gudeg, singkong goreng, es dawet ireng, hingga jamu beras kencur. Para peserta pun sempat diajak berjalan-jalan menggunakan gerobak yang ditarik dua ekor sapi.
Sekadar diketahui, kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia yang terus meningkat membuat pemerintah gencar melakukan promosi melalui acara famtrip. Tahun ini, sebanyak 550 ribu wisatawan Jepang diharapkan berkunjung ke Indonesia.
Sumber: http://lifestyle.okezone.com