Denpasar, Bali - Puluhan wisatawan asing menyaksikan kesenian Hudoq dari Persekutuan Dayak Bahau Beraan Pare Balikpapan, Kalimantan Timur, di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-32, Sabtu (26/6/2010).
David Yildirim wisatawan asal Jerman mengaku kagum dengan pementasan kesenian asal Balikpapan yang cukup memukau penonton pada pesta tahunan tersebut. "Pergelaran kesenian asal Kalimantan Timur penampilannya luar biasa. Gerak tarinya tetap menonjolkan pakem kesenian Dayak," katanya.
Ketua Dewan Kesenian Balikpapan Darwis M Noer SH mengatakan, ajang PKB tahun ini bagi suku Dayak sangat strategis untuk berpromosi. Uniknya tarian dalam bentuk sendratari, didukung oleh orang-orang Dayak asli pedalaman.
"Persembahan sendratari ini baru pertama kali dibuat dengan durasi satu jam yang dibawakan sekitar 40 orang seniman," katanya.
Ia mengatakan sendratari yang berjudul "Hudoq" adalah merupakan cerita rakyat Suku Dayak yang ada di pedalamanan Kalimanatan Timur. Darwis menyebutkan kesenian Dayak asli ini dimaksudkan untuk memperkenalkan khasanah budaya Indonesia.
"Kami ingin memperkenalkan tarian dayak ini guna mengindari dari pencaplokan seni oleh pihak asing," ujarnya.
Cerita yang dibawakan dalam garapan sendratari yang spetakuler, mengisahkan tentang keramah-tamahan warga suku daya. Tarian Hudoq adalah bentuk tari yang dilakukan beregu ataupun berkelompok oleh rakyat.
Dengan memakai topeng dan berpakaian dari daun pisang. Namun penampilanya yang rapi, indah menyerupai roh dari apolagan atau khayangan turun ke bumi.
Biasanya tarian Hudoq ini ditampilkan pada saat tertentu, yaitu di tempat kediaman raja yang disebut "Amin Ayyaaq" atau sekarang disebut dengan balai desa.
Tari Hudoq bisa ditarikan oleh kaum laki-laki atau perempuan sesuai dengan bakat dan kemampuan. Kesenian itu ditampilkan bila masa tanam padi berlangsung, sambil mengamati keadaaan, bulan, langit dan hama yang ada di bumi seperti burung pipit, ular dan lainnya.
Sumber: http://oase.kompas.com