Bandung, Jabar - Kelompok teater Behind the Actor asal Bandung mewakili Indonesia di ajang Festival Wayang Internasional kedua di Hanoi, Vietnam. Mereka pulang dengan membawa 4 penghargaan dari 15 kategori penghargaan.
Festival wayang tahunan yang digelar 4-9 September itu, diikuti 21 kelompok dari 15 negara. Para peserta diantaranya berasal dari Vietnam, Singapura, Laos, Myanmar, Kamboja, Thailand, Turki, Cina, Jepang, Mesir, dan Israel. Indonesia kali ini hanya diwakili satu kelompok.
Menurut sutradara kelompok Behind the Actors, Asep Budiman, kelompoknya dapat empat penghargaan terbaik untuk pertunjukan, dalang, artistik, serta desain. Dengan memainkan kisah Mahabharata dengan lakon “Bisma Roboh”, mereka mengemas pertunjukan dengan campuran wayang dan multimedia.
“Kami mainkan wayang golek, eksplorasi wayang dengan musik keroncong sebagai pengganti gamelan, wayang kulit, juga wayang orang,” ujarnya, Kamis (16/9). Menurut penilaian dewan juri, kata Asep, permainan wayang seperti itu layak dikembangkan.
Festival wayang tersebut, ujar dia, diadakan untuk menjaga wayang sebagai warisan dunia. Wayang Golek, Wayang Kulit, dan Wayang Orang seperti di Indonesia, kata Asep, juga dimainkan di Thailand, Kamboja, Vietnam, serta Cina. Sedangkan wayang di negara lain seperti Israel, berbentuk boneka.
Selain meraih piala, kelompok Behind the Actors mendapat hadiah uang sebesar hampir Rp 15 juta. Pementasan serupa di Bandung rencananya akan digelar pada Oktober atau November mendatang.
Rombongan berjumlah 10 orang tersebut berangkat 1 September lalu dan kembali 11 September. Walau mewakili bangsa, namun kepergian kelompok tersebut harus memakai dana yang diusahakan sendiri. “Sekarang kami masih berhutang Rp 30 juta dari total biaya Rp 60 juta,” ujar Asep.
Sebelum berangkat, kelompok Behind the Actors sempat mengajukan bantuan dana kepada Gubernur Jawa Barat dan Walikota Bandung lewat kantor Dinas Budaya dan Pariwisata masing-masing. “Katanya nanti setelah Lebaran,” kata Asep.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Jawa Barat Herdiwan mengatakan, pihaknya sudah memberi rekomendasi agar kelompok tersebut mendapat bantuan dana dari Gubernur Jawa Barat sebesar Rp 25 juta. “Karena mereka hebat dan saya sangat salut serta menghargainya,” katanya. Soal waktunya, Herdiwan tak bisa memastikan karena pengajuan bantuan dana biasanya sering menumpuk di meja Gubernur.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com