Pontianak, Kalimantan barat - Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (FBBK) ke-IX resmi dibuka Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH di Alun-alun Kapuas, Rabu (11/11). Sebelumnya digelar pawai budaya dengan rute depan Kantor Walikota Pontianak-Jalan Juanda melintas di samping Matahari Mall- finish di Jalan Zainuddin.
“Pesertanya terdiri atas kabupaten/kota se Kalbar, dinas/instansi, BUMN, Asosiasi dan swasta lainnya. Selain itu diikuti juga peserta Festival Borneo utusan Kaltim, Kalsel dan Kalteng. Tim kesenian dari provinsi lain dan negara tetangga,” terang Drs Kamaruzzaman MM, Ketua Panitia Pelaksana FBBK IX 2009 di Depan Korem ABW/121, kemarin (11/11).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalbar ini menerangkan, konsep pawai budaya memang diupayakan menampilkan serta menggali potensi kekayaan dan keragaman kesenian yang hidup dan berkembang di kabupaten/kota.
Juga ditampilkan atraksi gerak tari bernuansa keragaman budaya dan citra yang spesifik dalam menggagas rancangan ke depan dengan menampilkan perpaduan seni dan teknologi. Setiap peserta pawai menampilkan atraksi di depan panggung kehormatan, tempat Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH dan tamu-tamu kehormatan menyaksikan pawai budaya tersebut.
Peserta pawai budaya tersebut merupakan utusan kabupaten/kota. Mereka membuat karya garapan berbasis tradisi masing-masing daerah dengan jumlah minimal 50 penari dan pemusik, tidak hanya diikuti dewasa dan remaja, juga tampak anak yang mengenakan pakaian khas etnis-etnis tertentu.
Kendati dari berbagai seni tersebut terdapat atraksi tari perang, penampilannya tidak terfokus atau menggambarkan pada unsur-unsur kekerasan, bahkan diminta properti yang menggambarkan alat perang tidak ditonjolkan dalam penggunannya. Kostum yang dikenakan para peserta pawai pun mengutarakan asas etika dan kesopanan sesuai dengan budaya timur.
Kamaruzzaman mengungkapkan, para peserta pawai budaya ini menampilkan berbagai seni dan budaya yang hidup dan berkembang di Kalbar. “Karena seni dan budaya itu merupakan sumber daya tarik wisata dan modal yang besar serta sangat berarti bagi pembangunan kepariwisataan,” katanya.
Dari pawai budaya ini, tampak beberapa seni dan budaya yang jarang sekali ditampilkan, apalagi yang telah dipadu dengan alat musik berdaya teknologi modern. “Memang seni dan budaya di Kalbar ini belum digali secara maksimal. Sehingga penampilannya masih kurang dikenal secara luas, bahkan oleh masyarakat Kalbar sendiri,” terang Kamaruzzaman.
Dengan adanya pawai budaya dalam FBBK ini, tambah dia, diharapkan berbagai seni dan budaya dapat lebih dikenal. “Event ini juga sarana untuk mengembangkannya menjadi atraksi yang memikat dan dapat dinikmati wisatawan nusantara maupun mancanegara,” terang Kamaruzzaman.
Di tempat yang sama, Staf Ahli Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Titin Sukarya MSi mengatakan, Kalbar memang memiliki berbagai potensi wisata, di samping sumberdaya alamnya yang terdapat taman-taman nasional juga budayanya yang beragam. “Tinggal bagaimana mengemas dan mempromosikannya,” katannya.
Titin juga menyaksikan langsung pawai budaya tersebut memberikan apresiasi kepada kontingen yang menampilakn berbagai atraksi seni dan budaya yang beragam dan menarik itu. (dik)
Sumber: http://www.equator-news.com