Ketapang, Kalimantan Barat - Tumbuh-tumbuhan yang terdapat di hutan mangrove Pantai Air Mati Ketapang, Kalimantan Barat, menjadi obyek yang menarik bagi turis lokal maupun luar negeri.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga Ketapang, Yudo Sudarto, di Ketapang, Kamis (13/11), mengatakan berbagai tumbuhan hutan bakau seperti api-api (Avicenia), bogem (Sconneratia alba), bakau (Rizophora mucronata dan Rizophora apiculata), tancang (Bruguirea sp), Nyirih (Xylocarpus granatum), Nyuruh (Carberaodolam), dan nipah (Nypa fructicans) hidup subur di pantai tersebut.
“Aneka jenis tumbuhan yang hidup di hutan bakau sangat menarik untuk dipelajari, sehingga dapat dijadikan objek wisata,” katanya.
Menurut ia, tumbuhan lain seperti Hibiscus tiliaceus (Waru laut) Terminalia catappa ( pohon Ketapang) Cocos nucifera (Kelapa) Pandanus tectorius (Pandan), Ipomea pres-caprae (Ubi pantai), nibung (Oncosperma tigillaria) yang terdapat di obyek wisata Pantai Air Mati.
Tidak hanya penampilan pantai dengan pasir, angin, ombak, tetapi tumbuhan, flora, fauna dan kehidupan nelayan setempat menjadi daya tarik wisata. Kawasan Pantai Air Mati juga menjadi tempat aktivitas nelayan membuat belat, gotong royong memasang belat, memperbaiki kapal dan sampan dan transaksi ikan di kawasan pantai.
Di kawasan sungai dan muara terdapat ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris) atau Eel tailed catfish yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di Ketapang. Demikian juga ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) Ikan Belanak (Liza melinoptera) atau Otomebora mullet termasuk klas Actinopterygii (Scylla paramamosain) juga banyak terdapat di kawasan tersebut.
Kawasan hutan bakau merupakan tempat bertelur dan membesarkan aneka jenis anak ikan. Kawasan tersebut merupakan kawasan subur. Kekayaan aneka jenis tumbuhan dan biotanya menjadikan pantai ini sebagai obyek wisata ekoturisme.
Kepala Bidang Pariwisata, Sahat Sirait menyatakan kawasan itu juga memiliki aneka jenis burung lokal dan menjadi tempat pelintasan migrasi hewan.
Burung igra yang datang setiap September hingga Maret merupakan daya tarik bagi pantai tersebut. “Pada januari 2010 kita akan melanjutkan kegiatan tetap sensus burung Asia Pasifik (AWC) dengan berbagai kegiatan mulai dari seminar, lomba foto dan sensus burung,” ujarnya.
Sumber: http://www.koranindonesia.com