Kairo, Mesir - Penampilan Saung Angklung Udjo disimak para hadiri dalam resepsi diplomatik Kedutaan Besar Republik Indonesia di Aljir, Aljazair. Bukan cuma saat mengiringi lagu-lagu terpopuler negara itu, tapi juga sat lagu kebangsaan mereka, "Qasaman" diperdengarkan.
Begitulah, nuansa dan jiwa yang dipancarkan dari bilah-bilah bambu pembentuk birama dan nada itu memberi warna lain dalam iringan lagu kebangsaan negara itu. Tepuk tangan riuh hadirin sontak bergema ketika Grup Saung Anglung Udjo menghentakkan angklung-angklungnya.
Kekuatan produk seni budaya Indonesia dari Tanah Pasundan itu memuncak saat lagu "Ya Rayeh" yang amat sangat populer di sana mengisi udara di dalam Kompleks KBRI di Aljir itu. Aljazair, negara di pesisir utara Afrika yang bersinggungan dengan budaya Eropa Barat dan Mediterania itu memang bersahabat dengan Indonesia.
Melihat dan mendengarkan orkestrasi angklung kurang lengkap dan pas kalau tidak dicoba sendiri. Begitu juga dengan hadirin dalam resepsi itu, yang kebanyakan dari kalangan diplomatik. Mereka diberikan angklung satu persatu dan diajari cara memainkannya.
Hasilnya sungguh luar biasa! Walau semula banyak yang kurang lancar, namun lama-lama semakin baik dan partitur lagu-lagu bisa dimainkan secara massal. Hadirinpun menjadi terhibur dan bangga mendapati dirinya masing-masing menjadi penyumbang keberhasilan orkestrasi ringan namun pas itu.
"Acara resepsi diplomatik KBRI Aljir ini memberikan insipirasi baru buat saya untuk penyelenggaraan resepsi diplomatik kami tahun depan", demikian diplomat Ukraina yang membawahi bagian penerangan dan kebudayaan di Kedubes Ukraina.
Selain atraksi Saung Angklung Udjo, juga pertunjukan seni yang dibawakan putri-putri dan istri staf KBRI Aljir berupa tarian, antara lain Tari Blantek, Tari Zapin Melayu, Tari Merak dan Tari Jaipongan Aduh Manis.
Resepsi diplomatik KBRI Alger merupakan acara puncak dalam rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun ke-66 kemerdekaan Indonesia.
Menteri Urusan Agama dan Wakaf Aljazair, Bouabdallah Ghlamallah, mewakili Pemerintah Aljazair untuk menghadiri resepsi diplomatik tersebut, di samping para duta besar negara sahabat, komunitas diplomatik dan organisasi internasional, wartawan dan pengusaha serta warga Indonesia di Aljazair.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI di Aljir, Ida Susanty Munir, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih pemerintah Indonesia kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam mempererat jalinan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan negari Arab di utara Afrika itu.
"Indonesia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan mempererat hubungan kedua negara," kata Ida Susanty. Permainan angklung Mang Udjo ini merupakan satu bentuk soft power Indonesia dari sisi budaya.
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pertama mengakui kemerdekaan Aljazair dan hanya berselang setahun Indonesia membuka perwakilannya di Aljir.
Kedua negara saat ini sepakat untuk memfokuskan kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan investasi di mana Indonesia telah memulainya melalui keterlibatan sebuah perusahaan konstruksi, PT Wijaya Karya, pada sejumlah proyek konstruksi di Aljazair, katanya.
Menteri Bouabdallah Ghlamallah disaat mendampingi KUAI KBRI dalam sesi pemotongan Kue Tar HUT ke-66 RI mengucapkan selamat atas nama Pemerintah Aljazair atas HUT Kemerdekaan Indonesia dan menyampaikan harapannya agar hubungan persahabatan kedua negara semakin ditingkatkan.
Sumber: http://www.antaranews.com