Tenggarong, Kaltim - Untuk mengenang dan melestarikan adat Kutai sekaligus memperingati HUT ke-229 Kota Tenggarong dan pencanangan Hari Budaya di Kutai Kartanegara, Dinas Pariwisata menyelenggarakan pergelaran seni bertema “Semalam Kutai Tempo Dulu”. Acara akan digelar Selasa (25/10) malam di depan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara, dan dimeriahkan beberapa kesenian Kutai seperti Theater Comedy, Damar Wulan, hadrah, Band Pandan Ria, tingkilan, dan tarsul.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kukar melalui Kasubbid Promosi Dinas Pariwisata Erwan Riyadi mengatakan, pergelaran dimaksudkan untuk masyarakat pelaku seni Kutai Kartanegara khususnya, dan masyarakat umumnya untuk dapat mengingat kembali bahwa seni budaya Kutai Kartanegara tempo dulu yang tidak pernah disentuh pengembangan dan pelestariannya perlu di bangkitkan kembali.
Dengan pergelaran ini diharapkan tumbuh generasi baru dan komunitas seni sebagai generasi penerus, dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya Kutai Kartanegara. Kutai Kartanegara yang memiliki banyak komunitas seni dan budaya tradisi di dalam masyarakat bisa menjadi alat pendukung pengembangan kepariwisataan sebagai bahan penguat konsep wisata yang diusung oleh Pemerintah Kabupaten Kukar.
Saat ini, tambahnya banyak aset seni budaya yang belum sepenuhnya digali dan dikenali atau sudah pernah ada, namun dalam perjalannya menemui hambatan dalam pengembangannya karena situasi dan kondisi sehingga terhenti. Karena itu melalui dinas pariwisata berusaha dan selalu dipicu untuk terus mengembangkan dan melestarikan potensi-potensi seni budaya. “Contohnya seni budaya Damar Wulan yang saat ini mungkin hanya sedikit generasi muda yang tahu keberadaannya“ “ujarnya.
Damar Wulan sejak tahun 1950 sudah berada di tengah-tengah masyarakat Kutai sebagai hiburan bagi masyarakat. Biasanya mereka tampil dalam acara pergelaran hari-hari besar maupun hiburan untuk acara perkawinan, sunatan dan lain-lain. Seni budaya ini berkembang di Kecamatan Muara Muntai Muara Wis, Kota Bangun dan Kecamatan Tenggarong. Kini Damar Wulan masih eksis hanya di daerah Kecamatan Muara Muntai. Itu pun dihawatirkan akan hilang karena tidak satu pun yang mau membina secara profesional.
Lain hal nya dengan Band Pandan Ria yang merupakan salah grup music yang lahir di Kutai Kartanegara sejak 1969 dan dibina langsung oleh Pemerintah Kabupaten Kutai. Dalam perkembangannya tumbuh lagi Band Pandan Ria 2 di Kecamatan Muara Muntai dan Band Pandan Ria 3 (The Three Panri) di Kecamatan Loa Kulu.
Ketiga komunitas seni musik ini adalah tempat generasi muda menyalurkan bakat seni musik maupun seni suara. Saat ini nama Pandan Ria tidak sebesar dulu. Ini bisa dimaklumi karena pengaruh alih tehnologi yang semakin kompetitif, dan zaman juga sudah berubah. “Pergelaran seperti inilah yang kami harapkan dapat membangunkan kembali tradisi-tradisi dan sejarah budaya di tanah Kutai,“ tambahnya.
Sumber: http://www.kaltimpost.co.id