Lestarikan Busana Melayu Sambas

Sambas, Kalbar – Setiap upaya untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah, apalagi bertujuan untuk mengembalikan busana khas daerah harus didukung. Begitu pula dengan pakaian pengantin tradisi Sambas.

“Pemerintah Kabupaten Sambas memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya melestarikan budaya daerah,” begitu dikemukakan Wakil Bupati Sambas, Dr Pabali Musa MAg, saat membuka Seminar Pengantin dan Majangan serta Pelaminan Melayu Sambas Modifikasi dan Whorkshop Pengantin Muslim Modifikasi, Selasa (18/10) di Aula Kantor Bupati Sambas.

Dikatakan Pabali, kegiatan seperti ini sejalan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan Keraton dan Lembaga Adat Dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah.

Menurutnya, budaya daerah merupakan sistem nilai yang dianut komunitas atau kelompok masyarakat tertentu di daerah, yang diyakini dapat memenuhi harapan-harapan masyarakat.

“Itu dikarenakan di dalamnya terdapat nilai-nilai, sikap serta tata cara masyarakat yang diyakini dapat memenuhi kehidupan warga masyarakat,” jelasnya.

Sejalan dengan makna itu lanjut dia, nilai-nilai agama yang dianut oleh masyarakat setempat harus tetap diperhatikan dan jangan dilupakan.

“Maka dari itu, dalam seminar pengantin dan workshop, pembahasan modifikasi pakaian pengantin jangan sampai lepas dari nilai keislaman. Ini juga harus menjadi perhatian,” tegas Wakil Bupati Sambas ini.

Modifikasi, modernisasi atau modeling boleh-boleh saja diadopsi paparnya, sepanjang tidak bertentangan dengan syariat agama, karena budaya Melayu identik dengan Islam.

“Pelestarian budaya daerah pada hakikatnya merupakan upaya memelihara budaya daerah itu sendiri. Sedangkan pengembangan budaya daerah pada hakikatnya merupakan upaya meningkatkan kualitas budaya daerah,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Seminar dan Workshop Hj Yusina Yusran menyebutkan, kegiatan ini merupakan upaya melestarikan budaya Kabupaten Sambas, di antaranya upaya menggali dan menampilkan ulang kebudayaan, adat istiadat daerah dan kreasi baru dalam penampilan budaya itu sendiri.

“Saya mengajak seluruh peserta seminar dan workshop untuk bergerak, berbuat dan berkarya mewujudkan suatu langkah pembaruan tekad ke arah upaya melestarikan. Dan selanjutnya mengukuhkan mode pengantin dan majangan pelaminan Melayu Sambas,” ajaknya.

Hal senada diungkapkan Hj Naskah Burhanuddin, salah seorang penggagas seminar dan workshop ini saat ditemui wartawan usai acara pembukaan. Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan untuk melestarikan busana pengantin Melayu Sambas. Sasarannya ialah generasi muda agar lebih mengenal tradisi dan adat budaya serta busana daerahnya.

“Dari kegiatan ini kita ingin seluruh masyarakat Sambas mencintai kelestarian seni budaya Melayu,” tegasnya.

Peran pemerintah dan DPRD sangat penting dalam pelestarian budaya. Ia juga mengimbau masyarakat, agar menggunakan manggar saat menggelar pesta perkawinan. “Sedangkan bagi perias diharapkan memerhatikan busana Melayu, termasuk pagar ayu dan penyambut tamu. Semua itu untuk melestarikan budaya daerah,” saran mantan Ketua PKK Kabupaten Sambas ini.

-

Arsip Blog

Recent Posts