Tradisi Permainan Rakyat di Aceh Mulai Punah

Banda Aceh, NAD - Tradisi permainan rakyat di Provinsi Aceh mulai punah karena generasi sekarang sudah jarang menggunakannya, kata Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh Djuniat.

"Meski ada, tapi minim sekali yang menggunakan permainan tradisional tersebut. Kebanyakan generasi sekarang sibuk dengan permainan milik orang lain seperti game online yang tidak ada manfaat," ujar Djuniat di Banda Aceh, Senin (3/10/2011).

Djuniat menyebutkan, penyebabnya karena pengaruh pembangunan masa lalu hanya memfokuskan pada pembangunan fisik, bukan mental.

Kalau dulu pembangunan mental diutamakan, mungkin hingga sekarang tradisi permainan tradisional akan tetap utuh, kata Djuniat.

"Kurangnya aktualisasi permainan tradisional oleh generasi sekarang juga menjadi penyebab punahnya tradisi tersebut," jelas dia.

Karena itu, tambah Djuniat, untuk melestarikan kembali tradisi permainan tersebut, pihaknya tidak lagi melakukan sosialisasi, tetapi langsung melakukan aksi seperti mengadakan festival lomba permainan dan pergelaran seni yang punya nilai budaya.

"Rencananya, Oktober dan November 2011, kita akan kembali mengadakan festival permainan tradisional," ujar Djuniat.

Dia menambahkan, agar eksistensi permainan tradisional tetap terjaga, pihaknya terus menggalakkan penelitian-penelitian tentang tradisi yang ada.

Tradisi budaya ini perlu dilestarikan untuk mengembangkan jati diri dan budi pekerti bangsa, jelas Djuniat.

Selain itu, Djuniat mengeluhkan terkait kurangnya fasilitas untuk melestarikan nilai-nilai budaya tersebut.

Wilayah kerja besar, tetapi sumber daya manusia serta dananya yang sangat terbatas, paparnya.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh ini dibentuk oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sekitar tahun 1995. Ruang lingkup kerjanya meliputi Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara.

-

Arsip Blog

Recent Posts