Den Haag, Belanda - Melalui penyelenggaraan pagelaran musikal tradisional La Galigo khas Sulawesi Selatan, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Rotterdam mengajak generasi muda untuk peduli pada budaya bangsa.
Acara hasil kolaborasi bersama PPI Rotterdam, KBRI Den Haag dan grup Lontara (La Galigo for Nusantara) itu berlangsung di Ruang Nusantara KBRI Den Haag (20/12/2013) dan mendapat perhatian luas dari masyarakat Belanda, Indonesia dan mahasiswa.
Duta Besar RI Retno Lestari Priansari Marsudi dalam sambutan singkatnya sangat mengapresiasi generasi muda yang peduli seni dan budaya bangsa.
"Jangan hanya orang tua yang mengerti budaya dan tradisi bangsa, tapi anak muda juga. Anak- anak muda yang meneruskan pelestarian kebudayaan dan tradisi bangsa patut didukung dan diapresiasi," demikian Dubes.
La Galigo Music Project, sebagaimana disampaikan Ketua Divisi Informasi dan Komunikasi PPI Belanda Hariadi Aji, adalah suatu proyek relawan Lontara, yang tidak semata-mata mengusung budaya Sulawesi sebagai nuansa utamanya, tetapi juga memadukan unsur seni musik dan tarian dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Pagelaran musikal di Den Haag ini menampilkan salah satu jilid dari epik La Galigo yaitu "The Journey of Batara Guru". Epik yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, ini merupakan epik terpanjang di dunia. Bahkan, UNESCO telah menempatkan literatur kuno ini ke dalam daftar Memory of The World.
Sebagian besar naskah kuno La Galigo tersebut saat ini tersimpan di Universitas Leiden. Hal ini juga yang mendorong grup Lontara Project datang ke Belanda untuk melihat naskah-naskah yang tidak ada di Indonesia itu.
Menurut Hariadi, pagelaran dengan tema "Preserving Culture in Nowadays Through Modern Ways: A Case of Indonesia’s La Galigo for Nusantara Youth Movement" ini merupakan salah satu upaya konkrit untuk melestarikan kebudayaan tradisional bangsa Indonesia melalui musik, lagu, dan tari.
La Galigo Music Project, lanjut Hariadi, berusaha menjadi pemantik bagi generasi muda untuk terus mengupayakan konservasi budaya asli Indonesia di tengah derasnya arus budaya pop, yang telah menyamarkan kebudayaan leluhur hingga tak tampak dan tak dikenal lagi.
Pesan besar yang ingin disampaikan dari acara yang dipandu oleh Indhira Sembiring Meliala dari PPI Rotterdam dan dibuka oleh Ketua PPI Rotterdam Anastashia Widiastuti ini adalah: Jangan malu untuk menjadi diri sendiri! Jangan malu untuk jadi Indonesia! Mari bersama-sama kita lestarikan budaya Indonesia yang beranekaragam.
Sebelumnya, pagelaran musikal ini didahului dengan talkshow, menampilkan narasumber Muh. Ahlul Amri Buana dan Maharani Budi selaku penggagas Lontara Project serta Muh. Yusuf dari La Galigo Group Music Project untuk mengetahui lebih dalam mengenai kelompok ini.
Sumber: http://news.detik.com