Jakarta - Sebagai tuan rumah, tak banyak tempat di Jakarta yang menyimpan nuansa kebudayaan Betawi. Perkampungan asli Betawi malah tersisih hingga ke pinggiran kota. Jumlahnya pun tidak lagi banyak, mungkin sekitar hitungan jari.
Salah satu yang masih bertahan adalah Setu Babakan. Setu adalah nama lain dari danau. Ya, kampung ini memang berada persis di sisi danau. Namanya kampung, tempat ini didiami oleh penduduk. Tetapi sebagian besarnya tinggal di dalam rumah adat Betawi.
Tempat ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah daerah untuk mengeksistensikan kebudayaan Betawi. Nuansa Betawi pun dimunculkan untuk dengan membuat pagelaran budaya oleh pihak pengelola,
Gelaran budaya semisal tari-tarian, musik dan pencak silat. Pemainnya adalah anak-anak yang ditatar oleh sanggar di sekitar perkampungan.
Kepala Pengelola Setu Babakan, Indra Sutisna mengatakan, sayangnya pada bulan-bulan di awal tahun belum ada pagelaran yang ditampilkan. Namun pengunjung yang datang ke kampung bisa melihat anak-anak berlatih.
"Di awal bulan-bulan awal tahun itu belum ada penampilan kecuali anak-anak yang latihan tari musik dan silat," ujar Indra.
Tarian yang dilatihkan kepada anak-anak misalnya tari Topeng. Sedangkan musik ada musik gambang kromong, gambus, keroncong, kasidah dan marawis. Selain tari dan musik, gelaran lenong dan silat sebagai kesenian adat khas Betawi juga dilatih.
Siapa pun bisa ikut berlatih kesenian yang dikelola oleh sanggar. Nantinya, mereka akan tampil entah pada acara ulang tahun Betawi atau memang gelaran rutin yang ditampilkan pengelola.
Setu Babakan terletak di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sebagai tempat wisata, di sekelilingnya banyak penjaja makanan yang menawarkan aneka camilan. Misalnya bir pletok, kembang goyang, rengginang dan kerak telor.
Sumber: http://travel.kompas.com