Mataram, NTB - Sebanyak 40 fotografer internasional dari 25 negara didampingi 25 fotografer lokal melakukan pemotretan selama lima hari di berbagai objek wisata dan ragam budaya di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Fotografer profesional itu antara lain berasal dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, Inggris, Belgia, Kanada, Italia, Spanyol, Swedia, Turki, Finlandia, Irlandia, Norwegia, Rusia, Serbia, Tunisia, Oman, Sri Lanka, Maroko, Mesir, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Myanmar dan Thailand," kata Wati Murani, pejabat Kemenparekraf selalu panitia kegiatan tersebut, di Mataram, Selasa.
Selama berada di Pulau Lombok, sejak 13 Juni lalu, para peserta telah diajak berkunjung ke sejumlah destinasi, serta menyaksikan atraksi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Utara.
"Kunjungan para fotografer dunia ke Lombok ini merupakan rangkaian kegiatan bertajuk International Photo Week Indonesia 2014 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)," ucapnya.
Kegiatan menyasar empat daerah di Indonesia yang dinilai memiliki spot-spot objek fotografi menarik, yaitu Jakarta, Buton, Labuhan Bajo, dan Lombok, ujar Wati.
Dari sisi promosi pariwisata Lombok, kata Wati, kedatangan para fotografer yang masih aktif memotret dan memiliki jaringan luas di berbagai media sosial ini, tentu sangat tepat. Apalagi peserta yang diundang adalah mereka yang pernah memenangi kontes fotografi di negaranya masing-masing.
"Harapan kami, kegiatan ini ke depan bisa terus berkelanjutan," katanya, mengharapkan.
Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H Muhammad Nasir menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaannya, karena Lombok terpilih sebagai salah satu daerah tujuan pemotretan.
"Sebagai daerah tujuan wisata, Pulau Lombok memiliki alam yang sangat indah dan kaya dengan aneka ragam seni budaya. Namun anugerah itu akan menjadi sia-sia kalau tidak dipromosikan secara kontinyu. Karenanya, melalui ajang pemotretan yang dilakukan para fotografer internasional ini, diharapkan dapat menjadi salah satu langkah promosi agar pariwisata Lombok lebih dikenal masyarakat dunia," kata Nasir.
Gubernur juga berharap pengalaman para fotografer ketika berburu keindahan objek pemotretan di berbagai destinasi wisata, menyaksikan ragam seni dan budaya, serta menikmati kelezatan aneka kuliner Lombok, sehingga menjadi sebuah cerita indah yang berkesan dan tidak terlupakan.
"Setelah sampai di negara mereka masing-masing nanti, ceritakan keindahan Lombok kepada keluarga, sahabat, rekan kerja, maupun kolega. Kami warga Lombok menantikan kembali kunjungan anda," ujar Nasir.
Sementara itu, Qwadru Putro Wicaksono, salah seorang fotografer lokal yang turut mendampingi para fotografer internasional selama lima hari melakukan pemotretan, menilai bahwa mendatangkan secara langsung para fotografer internasional ke Lombok, merupakan langkah yang tepat untuk promosi pariwisata NTB, khususnya Lombok.
Masyarakat NTB juga patut berbangga, karena dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia yang menjadi lokasi pemotretan, para fotografer dunia ini ternyata lebih lama singgah di Lombok.
"Waktu singgah yang lima hari, itupun tidak semua objek destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Kami hanya bisa menjangkau wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Utara saja," ucap Qwadru.
Di Lombok Barat, tambahnya, para peserta diajak berkunjung ke Pasar Seni Sesela, pusat kerajinan gerabah di Banyumulek, menonton olahraga tradisional Malean Sampi (Balapan Sapi) di Nyurlembang - Narmada, melihat peninggalan situs sejarah Taman dan Pura Narmada, serta mengabadikan keindahan sunset (matahari tenggelam) di Pura Batu Bolong.
Sedangkan di Lombok Tengah, peserta selain melihat secara langsung keseharian hidup warga dusun tradisional di Desa Sade, mereka juga dibawa berkunjung ke pusat kerajinan tenun di Desa Sukarara, Pantai Kuta, Pantai Aan, dan Batu Payung.
"Di pantai Aan, peserta juga melihat atraksi olahraga tradisional balapan kuda dengan joki anak-anak usia sekolah dasar," ucap Qwadru seraya menyampaikan, kunjungan terakhir di Lombok Utara untuk menyaksikan upacara adat Begawe Beleq (acara besar) di dusun tradisional Desa Bayan.
Ia menyebutkan, karena tidak semua objek wisata Lombok bisa dikunjungi, maka Komunitas Fotografi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB juga menggelar Pameran Foto Lombok dan Sumbawa, berisikan materi-materi foto tentang objek wisata dan seni budaya yang ada di Pulau Lombok dan Sumbawa.
"Harapan kami, setelah melihat foto-foto yang kami pamerkan, para fotografer internasional ini ke depan akan berkunjung kembali, baik ke Lombok maupun Sumbawa," kata Qwadru.
Sumber: http://www.antaranews.com