Kinabalu, Malaysia - Anak-anak tenaga kerja Indonesia yang menampilkan kesenian Reog Ponorogo pada Festival Budaya Internasional Sabah atau Sabah International Folklore Festival (SIFF) 2014 yang digelar di Kota Kinabalu, Malaysia berhasil meraih medali emas.
Dwi Kristiyanto, pembina seni tari di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu di Samarinda, Selasa (17/6/2014), mengatakan, pihaknya sengaja memilih tari Reog Ponorogo untuk ditampilkan di ajang festival budaya tingkat internasional itu.
Sabah International Folklore Festival 2014 merupakan sebuah ajang yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Sabah Malaysia yang bertujuan untuk mempertemukan berbagai macam bangsa untuk saling menampilkan kesenian rakyat dari daerah masing-masing.
Ia mengatakan, keikutsertaan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu pada ajang SIFF 2014 merupakan kali kedua, setelah tahun sebelumnya ikut serta dalam ajang bertaraf internasional dan berhasil mendapatkan anugerah Menteri Pelancongan Sabah pada 2013.
"Kami berniat mengulang sukses bahkan meningkatkan prestasi yang lebih tinggi pada tahun 2014 ini," katanya seperti dikutip Antara.
Festival budaya 2014 ini, lanjutnya, sedikit berbeda dengan ajang tahun sebelumnya yang hanya mengharuskan setiap tim menampilkan dua buah karya tari. SIFF tahun ini mewajibkan para peserta lomba untuk dapat menampilkan empat tarian dengan ketentuan yang berbeda, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, tari kreasi, dan tari tradisi.
Sekolah Indonesia Kota Kinabalu sengaja memilih tari Reog Ponorogo untuk ditampilkan di ajang kali ini. Reog Ponorogo yang asal-usulnya sempat menjadi perbincangan hangat antarnegara Indonesia-Malaysia beberapa tahun yang lalu ini ditampilkan di hadapan warga Internasional di Sabah-Malaysia oleh siswa SIKK.
"Hal ini dimaksudkan agar memperkuat bukti bahwa asal-usul Reog yang memang dari Indonesia," katanya.
Berdasarkan laporan tertulis dari Rahmadi Diliawan yang merupakan salah seorang pengajar, kemenangan SIKK pada ajang SIFF 2014 ini merupakan kerja keras dari anak-anak para TKI untuk memberikan yang terbaik bagi bangsanya.
Para siswa SIKK yang berasal dari berbagai suku, seperti Tana Toraja, Bugis, Makassar dan Timor mempelajari sebuah tari yang berasal dari tanah Jawa ketika menjalani pemusatan latihan selama lima bulan (Januari-Mei 2014).
Tim SIKK yang terdiri dari tujuh perempuan (Erna, Nancy, Asmira, Citra, Rika, Sri Anggreni, dan Misael) dan delapan laki-laki (Harianto, Heriyanto, Risman, Yulius, Supardi, Haemudin, Aswan, dan Adam) ini mampu tampil secara maksimal dan mengundang decak kagum seluruh penonton yang hadir memenuhi Auditorium Menara Tun Fuad Yayasan Sabah, tempat diselenggarakannya SIFF 2014.
Dari tiga medali emas yang diperebutkan, SIKK berhasil meraih satu medali emas. Heriyanto, salah seorang penari SIKK dinobatkan sebagai penari laki-laki terbaik SIFF 2014.
Dadang Hermawan selaku Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu mengatakan, tahun 2014 ini merupakan tahun yang luar biasa bagi anak-anak Indonesia di tanah Sabah, setelah pada April lalu mereka berhasil menjadi juara umum APKRES Sekolah Indonesia Luar Negeri di Palembang, pada Juni ini mereka meraih medali Emas pada ajang SIFF 2014.
Dia mengatakan, mereka telah membuktikan bahwa latarbelakang sebagai anak buruh di Malaysia tidak menghalangi mereka untuk mengukir prestasi bahkan hingga tingkat Internasional.
"Anak-anak Indonesia di Sabah telah tampil luar biasa, kemenangan ini membuktikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berprestasi tidak peduli apapun latar belakangnya. Prestasi Juara Umum APKRES SILN dan medali emas SIFF ini kami persembahkan untuk memotivasi seluruh anak Indonesia di tanah Sabah agar terus bersemangat mengukir prestasi," ujarnya.
Sebanyak 12 Tim yang mengikuti Sabah International Folklore Festival 2014 tingkat SMP-SMA adalah Sekolah Seni Malaysia Kuching, Sarawak, Sekolah Seni Malaysia Johor (Johor), SMK Medamit Limbang (Sarawak) dan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Tawau.
Selain itu SM Chung Hwa Tenom (Sabah), SMK Narinang Kota Belud (Sabah), SMK Ranau (Sabah), SMK Mat Salleh Ranau (Sabah), SM ST Peter Telipok (Sabah), SMK Labuan Wilayah Persekutuan Labuan-414.
Sumber: http://health.liputan6.com