London, Inggris - Budaya gamelan dan sesajen menarik perhatian anak-anak dalam acara festival anak terbesar di Norwegia Stoppested Verden, yang diadakan di Museum Kereta Api Kota Hamar, sekitar 115 km di sebelah utara Oslo.
Pensosbud KBRI Oslo Dyah Kusumawardani kepada Antara di London, Senin mengatakan, Ketua Penyelenggara Festival Mocci Ryen pada pembukaan festival menyampaikan penghargaan dan mengatakan keberadaan anjungan Indonesia mendapatkan sambutan meriah baik dari pengunjung maupun pihak penyelenggara.
"Secara khusus saya ingin berterima kasih kepada Dubes Yuwono A Putranto atas partisipasi dan dukungan Indonesia sejak dimulainya festival pada tahun 2008. Indonesia selalu menjadi salah satu favorit," ujar Mocci Ryen.
Keikutsertaan Indonesia tersebut merupakan bagian dari promosi yang diadakan KBRI Oslo. Saat resepsi pembukaan, Yuwono Putranto menyampaikan, KBRI dapat kembali berpartisipasi dalam Stoppested Verden 2014.
"Promosi budaya melalui anak sangat efektif, karena akan tertanam dalam benak mereka hingga dewasa," ujarnya.
Menurut Dubes, tidak hanya itu, orang tua mereka pun akan turut belajar, dan diharapkan akan menarik minat mereka untuk mengagumi keberagaman budaya dan etnik Indonesia yang selanjutnya bisa mengunjungi Indonesia. Melalui budaya, kita bisa menghubungkan anak-anak Indonesia dan Norwegia, ujar Dubes Yuwono.
Dyah menambahkan, paviliun Indonesia selalu penuh dibanjiri pengunjung, dengan celoteh riang anak-anak ingin mencoba semua aktivitas yang ditawarkan KBRI Oslo, baik "workshop" gamelan, membuat sesajen, dan permainan tradisional Indonesia seperti dakon, gasing, dan egrang.
"Saya sangat senang bermain gamelan. Ada banyak alat yang bisa dicoba, dan bunyinya menarik," kata seorang anak dengan polos.
Gamelan memang selalu menjadi favorit, sehingga panitia ingin menghadirkan gamelan kembali. Selain gamelan, sesajen juga tak kalah digemari anak-anak dalam festival yang pada 2014 bertema "dream".
Dengan antusias mereka menata berbagai bunga kering di piring kecil dan meletakkannya di depan barong seraya menyampaikan harapan dan mimpi mereka.
"Saya ingin semua orang gembira," kata seorang anak dengan senyum malu ketika ditanya apa harapannya.
Selain itu, kelompok anak Indonesia menyemarakkan panggung utama, dengan menampilkan tari Renggong Manis dan Puspanjali. Dalam dua kali penampilannya, lenggang gemulai para penari mendapatkan sambutan meriah dari pengunjung. Beberapa anak menirukan lenggang Indonesia dengan gembira.
Melalui festival ini, anak-anak dibawa mengelilingi dunia dengan konsep, transportasi mendekatkan budaya dan bangsa. Terdapat 39 peserta, mewakili 39 kebudayaan negara-negara yang berbeda dengan Indonesia salah satu peserta terbesar.
Di antara para peserta tersebut, terdapat empat partisipasi kedutaan asing, yaitu Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Sedangkan partisipasi lain dilakukan kelompok masyarakat, seperti Malaysia, Afghanistan, Brasil, Denmark, India, RRT, Rusia, Palestina, Spanyol, dan Amerika Serikat.
Festival mencatat rekor jumlah pengunjung terbanyak, dengan lebih dari 12.000 pengunjung membanjiri festival dalam dua hari penyelenggaraan tersebut, angka tertinggi sejak 2008. Tahun lalu, festival didatangi lebih dari 9.700 pengunjung.
Sumber: http://www.antaranews.com