Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Festival Jajanan Pasar Khas Yogyakarta bertempat di Plaza Monumen Serangan Oemoem Satu Maret Yogyakarta, yang berlangsung dua hari hingga Kamis (5/6).
"Tujuannya adalah mengangkat jajanan pasar khas Yogyakarta agar semakin dikenal, bahkan kami mengundang sejumlah hotel agar jajanan pasar ini bisa digunakan sebagai makanan di hotel, misalnya saat coffe break," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Rabu.
Festival jajanan pasar tersebut menampilkan lebih dari 40 jenis makanan khas Yogyakarta yang sebagian besar dibuat dengan menggunakan bahan-bahan lokal, di antaranya klepon, kipo, ongol-ongol, dan jongkong.
Penggunaan bahan makanan lokal di jajanan pasar tersebut dilakukan untuk mendorong ketahanan pangan karena banyak bahan makanan yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah produk impor.
"Misalnya saja gandum. Indonesia belum bisa memproduksi gandum. Namun demikian, bahan makanan tersebut bisa digantikan dengan menggunakan jenis lain, seperti tepung dari ketela," katanya.
Festival jajanan pasar tersebut diikuti oleh 15 stan di antaranya berasal dari masing-masing kecamatan di Kota Yogyakarta yang menampilkan berbagai jajanan khas dari wilayahnya.
"Peserta festival adalah binaan Disperindagkoptan. Kami juga berharap bisa mendukung pariwisata, misalnya mengajak UMKM-UMKM di wilayah untuk membuka stan di lokasi-lokasi keramaian wisata," katanya.
Dalam festival tersebut juga digelar demo memasak yaitu membuat clorot dari pati garut, pembuatan legondo dari tepung casava, dan rol singkong rasa stroberi serta lomba makan jajanan pasar tradisional.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Titik Sulastri yang membuka festival tersebut mengatakan, kuliner menjadi salah satu senjata ampuh yang dimiliki suatu daerah untuk menarik sebanyak-banyaknya wisatawan.
"Dengan semakin gencarnya informasi mengenai wisata kuliner, maka keanekaragaman makanan menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar kuliner dan wisatawan untuk berkunjung," katanya.
Salah satu keunggulan kuliner Yogyakarta, lanjut dia, terletak pada jajanan pasar sehingga perlu terus dilestarikan agar tidak terpinggirkan dan kalah dengan makanan lain.
"Kami memberikan apresiasi atas penyelenggaraan festival ini untuk menyegarkan ingatan bahwa makanan tradisional tidak boleh ditinggalkan. Keberadaan makanan tradisional juga sebagai bagian kampanye nilai budaya Yogyakarta. Makanan tradisional adalah makanan sehat karena dibuat dengan bahan-bahan alami," katanya.
Sumber: http://www.antaranews.com