Musik Etnik Menjadi Tren Dunia

JAKARTA, Indonesia berpotensi menjadi pusat seni musik dunia karena memiliki keragaman budaya yang begitu banyak dibandingkan dengan negara lain. Hanya saja, genre musik yang berakar dari musik tradisi itu belum banyak tergali sehingga belum dikenal luas.

Saat ini, tren musik dunia tengah kembali ke akar musik tradisi. Negara-negara modern, seperti Jepang, Korea, dan negara-negara Eropa, berupaya
keras menjelajahi musik yang menjadi akar kebudayaan mereka, lalu menampilkannya ke pentas.

”Tren semacam ini seharusnya menjadi peluang bagi Indonesia untuk membangkitkan musik etnik yang jumlahnya sangat banyak,” kata Rahayu Supanggah, juri pada Festival Nasional Musik Nusantara untuk Remaja, di Jakarta, Selasa (2/10).

Ia menambahkan, pergerakan kebudayaan dunia yang mengarah pada globalisasi telah melahirkan pencarian bentuk baru dalam berkesenian, yaitu identitas lokal. Identitas kelokalan kembali dicari karena globalisasi membuat segalanya menjadi seragam.

Melalui festival yang digelar 2-4 Oktober ini diharapkan muncul bakat-bakat baru dalam menciptakan komposisi musik yang berakar pada musik tradisi atau musik etnik. Pada festival itu tampil 20 grup musik dari 19 provinsi di Indonesia. Mereka menampilkan komposisi musik yang digali dari akar budaya etnik di daerah masing-masing.

Grup Talu Binuang dari Kalimantan Barat, misalnya, membawakan komposisi musik yang diadaptasi dari ritual terhadap alam semesta. Adapun musisi Sanggar Petuah menampilkan komposisi musik yang digali dari musik tradisional zapin.

Festival Musik Nusantara ini baru pertama kali diadakan. Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Ukus Kuswara mengatakan, festival kali ini baru sebatas memberi tempat bagi anak muda untuk berapresiasi. Nantinya diharapkan muncul bakat baru yang bisa dikemas masuk dalam industri musik. (IND)

Sumber :http://oase.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts