Kutai, Kaltim - Jambore Pramuka Malaysia ke 13 atau 13th Malaysian Scout Jamboree, di Batu Metropolitan Park, Kuala Lumpur, Malaysia, sudah kelar dua bulan lalu. Tetapi, kesaksian 9 anggota Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kutai Timur (Kutim), yang menjadi peserta jambore menyisakan ragam cerita untuk dibagi sebagai pengalaman berharga.
Sembilan anggota pramuka Kutim yang menjadi peserta jambore di negeri jiran itu adalah, Surya Hidayah, Derry Darmawan, M Akbar Bintang Frianda, Aji Nashafa, Indah Sri Rejeky, Caroline Fransisca, Sabrina Aurora, Addini, Yedistia Aulia. Syahril sebagai pendamping, dan Supratman dan Baihaki, sebagai peninjau.
M Akbar Bintang Frianda, anggota Pramuka Kutim yang terlibat aktif dalam Jambore, menuturkan, perjalanan menuju Jambore dimulai dengan petualangan di sejumlah destinasi wisata Malaysia, diantaranya kawasan Genting Highland, dan Menara Petronas, gedung pencakar langit terjangkung di Malaysia.
Setelah berada di lokasi Jambore, mereka mendirikan tenda, lalu berkenalan dengan anggota kontingen Pramuka asal Indonesia, dari Balikpapan (Kaltim), Kalimantan Barat (Kalbar), Jawa barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah (Sulteng) dan beberapa daerah lainnya.
“Total peserta jambore yang berasal dari Indonesia sebanyak 1.600 pramuka. Senang bergabung dengan mereka untuk bersama-sama mencari pengalaman baru,” ujar Bintang
Selama berada di perkemahan, mereka memaksimalkan waktu untuk bersosialisasi dengan Pramuka dari sejumlah negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Srilanka, Kenya dan Thailand. Termasuk berkeliling bumi perkemahan untuk mengenal lebih baik medan jambore.
“Menyempatkan diri untuk melihat-lihat seluruh areal perkemahan sekaligus mengunjungi stan-stan yang banyak tersedia. Seperti stan penjual souvenir kegiatan jambore dan stan informasi kepramukaan lainnya,” kata Bintang
Pembukaan Jambore dilaksanakan tepat tanggal 25 November 2016 di Batu Metropolitan Park Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut Bintang, seremoni pembukaan dikemas dalam berbagai atraksi, sehingga memukau peserta Jambore ke-13 Malaysia.
Setelah pembukaan, berbagai kegiatan digeber. Mayoritas anggota Pramuka Indonesia, termasuk Kutim, menjajal sejumlah adu ketangkasan di medan ekstrim, seperti wall climbing, Rope climbing, flying fox, lapang sasar, dart, pain ball.
“Beberapa diantara kami juga mengikuti kegiatan wahana air yaitu kano, keyakinan air, melempar tali keselamatan,” jelasnya.
Bintang menambahkan untuk kegiatan budaya, mereka mengikuti sesi belajar dua tarian khas Melayu, yakni Tari Japin, dan Tari Boria.
Selain itu, anggota Pramuka dari berbagai Negara, menyuguhkan atraksi budaya yang menjadi ajang pengenalan latar belakang adat istiadat daerah asal. Jambore juga diisi kegiatan “Massengger Of Peace”, pesan pramuka untuk perdamaian dunia.
Selanjutnya dalam kegiatan pengenalan teknologi, Pramuka Kutim menimba ilmu simulasi tentang penyelamatan kapal, speed boat remote control dan pengenalan beberapa mesin mobil.
Seluruh rangkaian kegiat Jambore ke-13 Malaysia diakhiri dengan kegiatan alam liar. Peserta Jambore mendapat kesempatan untuk menjelajah hutan, untuk mengenal aneka flora dan fauna. Setelah itu, kegiatan berakhir dengan kunjungan ke Museum Hutan Malaysia.
“Ada perasaan bangga, terharu dan sedih karena kegiatan Jambore sudah selesai dan harus berpisah dari teman-teman baru dari berbagai Negara,” kata Bintang yang merupakan siswa kelas 8 SMPN 1 Sangatta Utara.
Sehari sebelum kembali ke tanah air, Pramuka Kutim masih diajak melancong ke objek wisata, Batu Caves, yang terkenal dengan Patung Dewa Wisnu.
Sebagai informasi, Indonesia meraih predikat juara umum dalam lomba yang diselenggarakan selama Jambore ke-13 Malaysia.
Sumber: http://www.kliksangatta.com