Seni Berikan Nilai Tambah pada Penulisan Arab Melayu

Pekanbaru, Riau - Sentuhan seni dalam cara penulisan huruf Arab Melayu, bisa memberikan nilai tambah, sehingga ketika diajarkan sebagai muatan lokal tidak mentok sebatas kaidah penulisan. Hal tersebut disampaikan oleh Drs Achmad Ghozali Syafii, M.Si. pada diskusi Seni Kaligrafi yang ditaja oleh Gerakan Perupa Melayu (GPM) dan Yayasan Sagang, bekerjasama dengan Sanggar LaBudda, Rabu (28/12) di ruang pameran lantai 1 Graha Pena Riau.

"Alangkah menariknya bila guru-guru yang mengajarkan Arab Melayu di sekolah, juga dibekali seni kaligrafi. Sehingga tulisan yang dibuat juga bernilai karya seni, tak sebatas menulis dengan huruf Arab Melayu saja," papar dosen fakultas Ilmu Komunikasi UIN SUSKA ini. Lebih lanjut Ghozali mengatakan, di dunia kaligrafi Islam sendiri, pembahasan lebih banyak pada kaidah penulisan. "Jarang yang membahas pewarnaan. Padahal warna bisa diibaratkan permainan nada dalam musik, atau kreasi gerak dalam tari," kata penulis buku Pewarnaan Kaligrafi Islam: Murni, Kontemporer dan Kolase ini.

Sedangkan pemateri dua, Khalil Zuhdy lebih banyak membahas tentang kaligrafi kontemporer. "Kontemporer itu lebih kepada kemasannya. Konsep karyanya bisa saja dari tradisi, tetapi dikreasi dengan kekinian sehingga menghasilkan bentuk-bentuk baru. Jika dilekatkan pada kaligrafi, saya rasa eksplorasinya lebih berpeluang pada penulisan Arab Melayu. Jadi tak harus membuat ayat Al-Qur’an atau hadis," papar khattat (kaligrafer) Riau ini.

Kegiatan ditutup dengan pelatihan menulis kaligrafi yang diikuti anggota sanggar LaBudda dan peminat dari kalangan umum. Diskusi dan pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan pameran Kaligrafi Kontemporer Populasi Aksara di ruang pamer lantai 1 Graha pena Riau.

-

Arsip Blog

Recent Posts