Solo, Jateng - Keraton Art Festival (KAF) II kembali digelar di Keraton Surakarta mulai 9-10 Juli mendatang. Festival yang kedua kalinya dilaksanakan tersebut akan menampilkan beberapa atraksi budaya seperti demo pembuatan dan perawatan pusaka, atraksi kuliner keraton, paes atau rias pengantin, display batik keraton, serta seni pertunjukan.
"Melalui KAF 2010 ini akan memperlihatkan kepada masyarakat bahwa keraton tidak hanya sebagai peninggalan berupa bangunan dan barang kuno yang mati, tetapi akan dibuktikan bahwa keraton masih hidup dan eksis dalam menjalankan tata cara dan upacara adat," papar Ketua Panitia KAF II 2010 KP Satryo Hadinagoro di Sitihinggil, Keraton Surakarta, Selasa (6/7).
Lebih lanjut Satryo mengatakan, dalam KAF tersebut juga akan diperlihatkan kuliner yang biasa disuguhkan di dalam keraton dan saat ini mulai ditinggalkan. Seperti, buah siwalan yang dimasak dengan gula aren, pisang raja yang dimasak dengan cara dibungkus daun pisang sehingga mengeluarkan madu, dan beberapa makanan lain yang saat ini sudah jarang ditemukan.
"Makanan itu sudah ada sejak zaman Paku Buwono (PB) X dan biasanya dihidangkan saat puasa atau menjadi bekal para prajurit yang mengawal raja saat melakukan perjalanan. Makanan tersebut memang untuk menjaga stamina," tuturnya.
Selain kuliner, dalam KAF tersebut juga digelar fragmen sendratari dengan judul "Anoman Duta" yang merupakan cuplikan dari epos Ramayana. Menurut Satryo, fragmen tari itu didedikasikan untuk mengenang jasa GPH Djatikoesoemo yang menjabat sebagai menteri pariwisata pada era 1960-an yang telah berjasa membangun panggung terbuka Ramayana Prambanan.
Fragmen "Klana Sembunglangu" yang merupakan gubahan dari PB IV juga akan ditampilkan dalam KAF II tersebut. Fragmen itu diambil dari cerita wayang Gedhok tentang sejarah Kerajaan Kediri dan Jenggala.
"Untuk demo keris, akan diperlihatkan mulai dari pembuatan keris, perawatan, makna, sampai bahan-bahan pembuatnya. Hal ini perlu diperlihatkan kepada masyarakat agar mereka tahu dan paham bahwa proses pembuatan keris tidak dilakukan secara sembarangan dan memiliki makna filosofi yang intinya berisi doa dan harapan," ungkap Satryo.
KAF II yang digelar bersama antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo dengan Keraton Surakarta tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke Kota Solo dengan daya tarik Solo sebagai kota budayanya. (Endang Kusumastuti)
Sumber: http://www.suarakarya-online.com