Medan, Sumut - Program Studi Sastra pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) kembali melakukan terobosan dalam proses pembelajaran lewat pagelaran terhadap mata kuliah pementasan karya sastra Indonesia.
Antilan Purba sebagai dosen mata kuliah pementasan karya sastra Indonesia UISU mengaku, terobosan yang dilakukannya ini sebagai upaya meningkatkan mutu lulusan dengan lebih menitikberatkan praktik 75 persen dan teoritis 25 persen. "Program pembelajaran seperti ini sudah diterapkan sejak 2 tahun lalu sebagai tuntutan stakeholder terhadap mutu lulusan FKIP," ujar Purba kepada Global di kampus induk Al Munawwarah UISU Jalan SM Raja Medan, Senin(21/6).
Menurutnya, masih banyak guru maupun dosen mata pelajaran bahasa Indonesia lemah kompetensi sastranya, sehingga tidak heran kemampuan siswa dan mahasiswa terhadap sastra itu minim.
"Dengan menggelar pagelaran dalam mata kuliah pementasan karya sastra Indonesia, kita ingin menghasilkan lulusan berjiwa sastra dan profesional yang sleanjutnya ditularkan kepada siswa atau mahasiswa nantinya," kata dosen Unimed ini.
Dikatakannya, sudah saatnya guru maupun dosen bahasa Indonesia lebih fokus kepada pembelajaran praktik 75 persen dan diimbangi teori 25 persen.
Berkaitan dengan itu, pihaknya menggelar pagelaran pementasan karya sastra Indonesia FKIP UISU yang diikuti sebanyak 82 mahasiswa semester VIII pada Jumat (18/6) di pelataran FKIP UISU Jalan SM Raja Medan. Pada pagelaran tersebut antara lain disajikan pertunjukan membaca dongeng, puisi tunggal, cerpen tunggal, puisi bersama, cerpen bersama dan lainnya.
Ketua panitia Julman Pane mengatakan, dengan adanya pementasan karya sastra Indonesia FKIP UISUini dapat menambah wawasan para mahasiswa di bidang pementasan di panggung.
"Kami para mahasiswa senang diadakan pembelajaran seperti ini karena ilmu yang diperoleh dari teori yang disampaikan dosen, bisa langsung diterapkan dalam pagelaran tersebut," kata Julman.
Hal senada diakui salah seorang mahasiswa, peserta pagelaran tersebut, Elinawati. Menurutnya sekalipun pada perkuliahan melalui pagelaran itu harus mengeluarkan biaya, namun itu tidak ada nilainya jika dibanding dengan pendidikan praktik yang diberikan dosen.
Sumber: http://www.harian-global.com