Yogyakarta - Para wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta diminta mewaspadai palung yang ada di pantai tersebut. Namun palung yang ada pun sering berpindah-pindah akibat arus bawah yang kuat.
"Arus bawah pantai memang sangat kuat, kita menyebutnya lebeng," kata Sekretaris Tim SAR Pantai Parangtritis Taufiq M Tsaqif di posko Tim SAR Parangtritis, Senin (15/2).
Di sepanjang pantai yang selalu ramai tersebut, kata dia, banyak terdapat palung, paling tidak setiap saat ada 8 hingga 10 palung. Karena palung sering berpindah akibat pasir yang terbawa oleh arus bawah maka Tim SAR kesulitan untuk mengidentifikasi.
Kecelakaan laut yang sering terjadi karena pada awalnya ombak tidak terlalu tinggi namun tiba-tiba arus bawah membawa orang yang mandi ke tengah. Meskipun kesulitan mengidntifikasi palung, namun di tempat-tempat tertentu diberi tanda "Dilarang mandi di laut". Pengeras suara yang dipasang di beberapa lokasi juga sering dipakai untuk peringatan dan waspada terhadap bahaya ombak.
Sebanyak 20 siswa Madrasah Tsanawiyah Ar Rasyid, Darma, Kuningan, Jawa Barat hanyut karena ombak pada Minggu (14/2) sore. 13 di antaranya bisa diselamatkan, namun tujuh siswa tidak bisa ditmukan. Baru pada Senin (15/2) pukul 05.45 WIB satu siswa bernama Anugrah ditemukan mengambang dan pada 06.33 WIB Dede Rian ditemukan di wilayah Pantai Porangan yang berjarak sekitar 600 meter dari lokasi kejadian. (MUH SYAIFULLAH)
Sumber: http://www.tempointeraktif.com