Bekasi, Jawa Barat - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, terus mengembangkan budaya setempat sebagai upaya untuk menarik wisatawan, dalam rangka memajukan industri pariwisata di daerah itu.
"Antara budaya dan pariwisata saling berhubungan. Apabila potensi budaya kita kembangkan maka akan berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan," kata kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bekasi, Alexander Zulkarnain, di Bekasi, Rabu (25/11).
Budaya yang hidup di tengah masyarakat Kota Bekasi, kata dia, sangat heterogen. Ada budaya Bekasi asli ditambah dengan akulturasi antara budaya asli dengan budaya daerah lain serta budaya daerah asal yang tetap dipertahankan.
"Semua budaya berkembang di Kota Bekasi dan mendapatkan porsi seimbang dalam setiap kegiatan. Keanekaragaman produk budaya itu sangat menunjang pengembangan pariwisata," ujarnya.
Ia menyatakan, penggalian potensi budaya penting dilakukan dalam rangka meningkatkan sektor pariwisata. Ke depan pariwisata akan didukung pengembangan budaya yang kuat dengan menampilkan aneka budaya setempat dalam setiap kegiatan pariwisata.
Ia menambahkan, beberapa contoh budaya Bekasi yang mempunyai nilai jual adalah Topeng Bekasi dan tari Blantek. "Bila di Jakarta ada lenong Betawi, kita memiliki topeng Bekasi, belum lagi asimilasi antara budaya Bekasi dengan Sunda," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga tengah menginventarisasi kuliner khas daerah itu. Orang yang datang ke Bekasi harus memiliki banyak alternatif makanan agar tamu jadi terkesan dan berkeinginan kembali ke daerah itu untuk mencicipi makanannya.
"Kita masih punya makanan khas seperti tape uli, pucung gabus, nasi uduk, dodol Bekasi dan akar kelapa, namun tentunya perlu lagi penggalian agar keragaman kuliner daerah bisa ditampilkan secara utuh kepada wisatawan," ujarnya.
Ia mengakui alternatif makanan khas Kota Bekasi masih minim dan yang ada sekarang juga belum terlalu dikenal seperti makanan khas daerah lain.
Meski begitu, lanjut dia, dengan inventarisasi serta diikuti sosialisasi dan penyediaan sarana untuk penjualan makanan khas secara bertahap orang akan makin akrab dengan makanan khas daerah itu.
Sebagai kota transit dan kurang memiliki objek-objek wisata alam yang bisa dijual ke wisatawan, daerah itu lebih mengandalkan kuliner bagi tamu yang berkunjung.
"Ada banyak makanan yang bisa dihasilkan dari paduan berbagai bahan makanan. Dengan keterampilan yang dimiliki dengan mengkombinasikan resep masakan nenek moyang akan bisa dihasilkan kuliner yang enak di lidah," ujarnya.
Sumber: http://travel.kompas.com