Jakarta - Dirjen Pengembangan Pariwisata Depbudpar Firmansyah Rahim menyatakan, destinasi pariwisata di Indonesia sudah siap untuk menerima kunjungan tujuh juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2010.
"Destinasi siap, semua hitungannya sudah cocok termasuk untuk kapasitas tempat duduk transportasi darat, laut, dan udara," kata Firmansyah di Jakarta, akhir pekan lalu.
Ia menyatakan, pihaknya sudah memperhitungkan kesiapan destinasi pariwisata dengan target kunjungan wisman yang tahun depan ditetapkan lebih dari tujuh juta orang sepanjang tahun.
Menurut Firman, destinasi pariwisata memuat empat hal yang saling terkait dan saling melengkapi yakni dalam hal daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, dan masyarakat. "Kita memperhitungkan kesiapan destinasi dengan empat parameter ini," katanya.
Ia berpendapat, dari sisi daya tarik, jelas Indonesia sudah sangat siap karena sebagian besar tujuan pariwisata di tanah air berbasis pada daya tarik. Sementara dari sisi fasilitas dan aksesibilitas masih bervariasi kesiapannya antar-wilayah.
"Dan kalau kita bicara soal masyarakat, maka layanan yang harus kita bahas termasuk bagaimana untuk memperpanjang lama tinggal dan memperbanyak jumlah pengeluaran wisatawan," katanya.
Menurut Firman, kunci untuk mendorong pengembangan destinasi pariwisata adalah Sapta Pesona yang memuat butir-butir konsep yakni indah, aman, tertib, nyaman, bersih, ramah tamah, dan kenangan.
Ia mengatakan, pihaknya sedang terus berupaya untuk mewujudkan destinasi yang berkualitas internasional dan berdaya saing yang berbasis masyarakat, berkelanjutan, dan mendorong pembangunan daerah.
Pada 2009, dari sisi daya saing pariwisata, Indonesia masih menempati posisi ke-81 dari 133 negara sesuai studi yang dilakukan World Economic Forum. Untuk menaikkan ranking Indonesia diperlukan kerjasama sinergis seluruh pihak. "Item-item penilaian yang terkait langsung dengan Depbudpar hanya 15, poin lain sebanyak 74 itu berkaitan dengan kebijakan instansi lain," katanya.
Ia mencontohkan, studi itu juga menilai tentang jumlah kamar rumah sakit, tingkat kecelakaan, dan lama memproses investasi, yang bukan merupakan kebijakan langsung Depbudpar.
Tahun depan, pihaknya mendapatkan pagu indikatif Rp 141,4 miliar dengan 10 fokus program di antaranya meningkatkan daya tarik melalui dukungan sarana dan prasarana melalui tugas pembantuan dan dekonsentrasi.
Pihaknya juga akan melakukan kampanye sadar wisata, PNPM pariwisata melalui desa wisata, serta memfasilitasi investasi dan klinik investasi pariwisata.
Program lain yang akan dikembangkan tahun depan adalah penerapan sertifikasi untuk tenaga kerja dan usaha pariwisata, pengembangan UMKM pariwisata, penyusunan travel pattern, dan koordinasi lintas sektor.
"Kami juga akan memperkuat pengelolaan destinasi pariwisata melalui model DMO (Destination Management Organization) di beberapa daerah dan menindaklanjuti UU nomor 10 tentang kepariwisataan," demikian Firmansyah Rahim.
Sumber: http://travel.kompas.com