Mengenal Komunitas Babuju Dari Dekat

Kelurahan Sadia kecamatan Mpunda Kota Bima kini sedang berkembang seiring waktu berjalan. Hiruk pikuk kendaraan lalu lalang meliwati jln Gatot Soebroto – Sadia, Kota Bima. Jalur ini tak kalah ramai karena mahasiswa yang kuliah di STKIP Bima, STISIP Mbojo serta STIKES Mataram saban hari melaluinya. Komunitas BABUJU juga berada dijalur ini. Tepatnya berhadapan dengan Bengkel ‘Nasib’ Sadia I Kel Sadia. Aktifitas mahasiswa di Komunitas BABUJU pun tak kalah ramai. Berikut sekelumit catatannya.

Tidak ada yang istimewa dengan lingkungan Sadia I, namun bagi para aktifis sosial maupun para mahasiswa, ada yang lebih dari lingkungan itu. Dikelurahan ini ada sekelompok pemuda dari berbagai kalangan yang berkontemplasi dengan referensi (buku). Ya, itulah komunitas BABUJU, penggiat kajian kontemporer dan analisah data. Ditempat ini (BABUJU), berdiri rumah batu sederhana menghadap ke barat, diterasnya tertancap kokoh sarangge (serambi bambu) sebagai tempat yang nyaman untuk diduduki. Tembok utara teras nampak buku-buku yang tertata rapi. Ada Whiteboard berukuran satu kali satu setengah meter bersandar didinding tembok

Sedangkan bagian selatan rumah, dipisahkan oleh lorong halaman 2 meter, ada sebuah bangunan memanjang kebelakang. Terdapat spanduk sederhana bertuliskan BABUJU.NET didepannya. Bagian belakang rumah ada Tiga ruang yang memanjang kesamping. Ruangan paling utara adalah sekretariat Komunitas BABUJU, ruang tengah khusus kamar bagi para ‘Musafir Ilmu’. Disebelahnya terdapat ruang kosong yang rencananya sebagai tempat redaksi BABUJU INVESTIGASI. Dan tentunya yang paling ujung adalah Toilet.
Maka, tak heran, tiap malam di BABUJU nampak jejeran motor terparkir. “Terdapat berbagai aktifitas disini, ada yang main internet di BABUJU.NET, ada yang berdiskusi berbagai hal. Biasanya diserambi sini”, ujar Koordinator Komunitas BABUJU, Julhaidin, SE atau lebih akrab dengan sapaan Rangga. “Sedangkan yang suka membaca buku, tempatnya disana” Ujarnya menunjuk ke serambi teras. “Ruang BABUJU Investigasi, biasanya kita gunakan untuk rapat-rapat penting serta tempat untuk merangkum data hasil investigasi maupun hasil advokasi” Ceritanya

Komunitas BABUJU adalah sekumpulan generasi muda Bima yang sadar akan referensi. Mengkaji dan membedah buku yang ada sebagai wujud penggalian pengetahuan yang lebih jauh. Disamping itu, dari berbagai pendalaman atas buku-buku yang dibaca, tidak sedikit Artikel-artikel yang dihasilkan oleh Komunitas yang baru berdiri ini dikota Bima. “Komunitas BABUJU baru berdiri setahun belakangan ini. Tepatnya pada 20 Mei 2009, bertepatan dengan 101 tahun hari Kebangkitan Nasional” Ujar Rangga menjelaskan.

Dalam Komunitas BABUJU terdapat berbagai kelompok study. FOSIS (Forum Studi Isu-Isu Strategis) yang diketuai oleh Ikhwanuddin, LaSKAP (Lembaga Studi Kajian Pembangunan) yang diketuai oleh Imam Wahyudin dan LaSKAR (Lembaga Studi Kajian dan Analisis Anggaran) yang diketuai oleh Aris. Masing-masing lembaga studi mengkaji dinamika serta kondisi Dana Mbojo sesuai dengan disiplin kajiannya. “Yang selalu merealis artikel dimedia adalah teman-teman FOSIS, karena yang memang intens tiap malam melakukan analisis sosial politik Dana Mbojo” Ujar Ikhwanuddin, Ketua FOSIS BABUJU..

“Meskipun demikian, tak kalah seru juga dengan kawan-kawan dalam LaSKAR, karena mereka melakukan kajian anggaran dan ekonomi secara komprehensif” sambungnya.
Komunitas BABUJU didirikan dalam rangka membangun kesadaran baca dan kesadaran analisah pada tingkat generasi muda Bima. Sesuai dengan Motto yang dipegang teguh oleh anggota Komunitas ‘Cerdas Yang Mencerdaskan’. Motto ini tidak diemban begitu saja oleh anggota Komunitas, namun hal itu dibuktikan dengan rutinnya kajian-kajian yang dilakukan. “Sumber utama kajian kami adalah dari bacaan (Buku), baru kemudian diperdebatkan dari berbagai sudut pandang, hal itulah yang membuat kami berkembang disini” Ungkap Fais, seorang anggota ‘01’ Komunitas BABUJU.

Menurut Rangga bahwa, Rekayasa sosial perlu dilakukan, namun hal itu mustahil terjadi bila referensi dan kajian sangat minim. Pengetahuan tidak akan mampu mengubah dunia tanpa dibarengi dengan ilmu. Tekhnologi hanya alat dalam menumbuhkembangkan ruang ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Sedangkan buku dan referensi adalah subjek atau bahan dalam mancapai ilmu yang diramu dalam pengetahuan. Maka, kajian, diskusi dan membaca adalah cara untuk mencapai semua itu. “Kami disini hanya sebatas komunitas penggila buku, bukan lembaga maupun organisasi” Ungkapnya singkat.

Dalam penerimaan anggota, Komunitas BABUJU punya waktu tersendiri dalam merekrut. “Setidaknya kami telah melakukan 3 kali penerimaan, mengkader 40an anggota selama ini. Dalam bulan ini kami akan menerima anggota baru komunitas yang kami sebut anggota ‘04’ Komunitas”. Beber Rangga. “Kami menerima keanggotaan bukan atas dasar deadline waktu (berdasarkan target), namun kami akan menerima anggota setelah kami meyakini bahwa anggota yang baru telah siap secara intelektual dan kedewasaan berpikir dalam menerima generasi yang baru” tegasnya.

Selama ini Komunitas BABUJU telah berkali-kali melakukan investigasi maupun advokasi langsung lapangan. Diantaranya terkait Kampus Ilegal di Bima, Telaah kritis APBD Kab Bima T.A 2009, Telaah kritis RAPBD Kab Bima T.A 2010, Prilaku seks menyimpang Mahasiswa Kota Bima, Trend Kondom dikalangan Remaja pada Malam Tahun Baru dan Valentine Day’s di Kota Bima, serta berbagai fenomena sosial politik lainnya. Meskipun Komunitas BABUJU adalah wadah yang pencerdasan generasi Bima, namun tidak pernah dilirik oleh pemerintah maupun para lembaga terkait.

“Kami adalah komunitas intelektual yang independent, tidak pernah membedakan ‘warna’ organ. Karena kami hanyalah komunitas yang sama-sama memiliki kesadaran untuk maju dan berkembang melalui metode kajian referensi. Meskipun demikian, Pemerintah Kota maupun kabupaten Bima melihat kami sebelah mata. Mungkin karena terlalu kritis sehingga dianggap duri dalam daging” Akui Rangga menjelaskan.

Komunitas BABUJU memiliki 391 koleksi referensi Buku Bacaan. Dari katalog Buku yang dimiliki, klasifikasi menurut bidang ilmu dan pengetahuan antara lain Ilmu Sosial Ilmu Politik 86 Judul Buku, Ilmu Filsafat 22 Judul, Ilmu Kesehatan 71 Judul, Ilmu Agama 20 Judul, Ilmu Komputer & GIS 17 Judul, Ilmu Ekonomi 28 Judul, Pengetahuan Umum 64 Judul, Serta Novel/Roman 83 Judul Buku. Dan buku-buku tersebut tertata rapi pada dua rak tiga tingkat.

Dengan segenap rasa dan karsa, Komunitas BABUJU turut berpartisipasi dalam rangka mencerdaskan generasi. Melalui pengadaan buku-buku dan referensi pendidikan guna mendukung perkuliahan akademik yang dilakukan generasi Bima hari ini. Diskusi serta kajian ilmiah yang formal dalam suasana intelektual pun dilakukan setiap 1 kali dalam seminggu dalam rangka mengasah kepekaan konsep hasil referensi dan bacaan yang dikonsumsi. Selain itu komunitas BABUJU membuka ruang potensi intelektual masyarakat Bima untuk lebih mengambangkan potensi menulis melalui latihan penulisan ilmiah artikel maupun opini yang kini telah dimuat dibeberapa media cetak Bima.

Komunitas BABUJU sebagai icon generasi cerdas secara jelas memberi konstribusi rill terhadap pembentukan kecerdasan dikalangan mahasiswa Bima pada khususnya. Kepekaan terhadap dinamika dan tingkat analisah yang kuat didukung oleh referensi yang beragam menjadikan Komunitas BABUJU disegani oleh organisasi maupun lembaga-lembaga kemahasiswaan di Bima. Dalam perjalanannya, tulisan maupun gagasan-gagasan Komunitas BABUJU juga diupload pada www.bimacenter.com, sebagai wahana informasi masyarakat Bima yang ada diluar daerah. Bagi Komunitas BABUJU, bahwa setiap apa yang terucap akan berlalu bersama angin dan setiap apa yang tertulis akan selalu mengabdi bersama jaman.

-

Arsip Blog

Recent Posts