Tanah Melayu sebagai Pusat Jazz ASEAN

Batam, Kepri - Musisi jazz Dwiki Dharmawan menyebut Batam, yang merupakan tanah Melayu, sebagai pusat musik jazz di ASEAN. Ia mengatakan itu, karena antusiasme penikmat musik jazz di Batam amat bagus.

Menurutnya, tampak dari antusiasnya penonton pada perhelatan ASEAN Jazz Festival (AJF), Sabtu malam (16/10), yang dihadiri sekitar 1.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri.

Dwiki menilai, pelaksanaan AJF sukses, dan Batam merupakan lokasi yang tepat untuk pelaksanaan AJF. Suami dari penyanyi Ita Purnamasari itu menilai Batam cocok dijadikan ikon jazz Indonesia, sebagai daya tarik wisatawan.

Menurut dia, selain menjadi daya tarik, musik jazz dapat meningkatkan mutu wisatawan. Dengan pagelaran musik jazz, wisatawan disuguhkan hiburan yang berkualitas, dan tidak statis.

"Musik Jazz dapat meningkatkan mutu wisatawan," kata Dwiki.

AJF merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata untuk menggenjot kunjungan wisatawan di daerah perbatasan.

AJF yang digelar Jumat-Sabtu (15-16/10) diikuti 63 musisi papan atas Indonesia, Asia dan Brazil, di antaranya Toninho Horta dari Brazil, Dwiki Dharmawan, Krakatau, Luisa Marisa dari Filipina, Bassgroove dari Malaysia dan Eugene Ang dari Singapura.

AJF 2010 berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, kata dia. AJE 2010 menggabungkan jazz dari berbagai aliran dan menyatukan gender, musisi perempuan dan lelaki.

Di tempat yang sama, wisatawan asal Singapura Aimee Nasir mengatakan amat terhibur dengan pagelaran AJF 2010. Menurut dia, pagelaran musik jazz amat jarang.

"Pagelaran musik khusus jazz sangat jarang di Singapura. Ini adalah peluang bagus yang dibaca orang Indonesia, untuk menyelenggarakan acara jazz," kata dia.

Ia mengatakan tidak sabar untuk menghadiri acara serupa tahun depan. AJF merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata untuk menggenjot kunjungan wisatawan di daerah perbatasan, Kota Batam. [TMA, Ant]

-

Arsip Blog

Recent Posts