Surabaya, Jatim - Sebanyak 45 karya seni dari limbah cangkang telur dan daluang dipamerkan di Galeri Seni House of Sampoerna (HoS) Surabaya pada 14 Juni hingga 21 Juli 2013.
"Meski terlihat rapuh, cangkang telur menyimpan kekuatan luar biasa, tahan goresan, dan tahan cuaca, baik dingin ataupun panas," kata Perupa Lingkungan, Haris Fadhillah, di Surabaya, Rabu.
Didampingi dua rekannya, Edi Dolan dari Bandung dan Asep Nugraha dari Surabaya, ia menjelaskan pameran bertajuk "EnvironmenTalk" itu memang diselenggarakan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup.
"Saya menggunakan cangkang telur sebagai media berekspresi, karena saya kagum dengan nilai filosofis dari cangkang telur," kata perupa yang mahir mengolahnya menjadi lukisan figur-figur populer.
Tentang kendala menghasilkan karya, ia mengatakan lamanya waktu pengerjaan, bentuk serpihan yang cenderung tidak beraturan, dan sulitnya memperoleh jenis pewarna itulah yang bisa mendukung lukisan cangkang.
Berbeda dengan Haris, Asep memilih daluang atau kertas yang terbuat dari kulit kayu pohon mulberry yang telah disamak sebagai bahan baku karya-karyanya.
Ia mencontohkan karya berjudul "Kearifan Alam dari Lintah dan Lebah" yang menggunakan kertas daluang sebagai kanvas untuk membuat beragam sketsa.
Senada dengan Asep, Edi Dolan juga berkreasi dengan kertas daluang yang dibentuk menjadi topeng disertai tulisan macopat Jawa dan Sunda.
"Lamanya waktu pengerjaan turut menjadi kendala yang kami rasakan, apakah kita masih bisa bersabar dalam berkarya atau tidak. Kesabaran memberikan efek samping yang positif terhadap lingkungan," ujarnya.
Bahkan, katanya, Asep juga menanam pohon-pohon mulberry, baik sebelum maupun sesudah berkarya, sehingga kesabaran menjadi kata kunci untuk memasyarakatkan komunitas perupa lingkungan itu.
"Tapi, keinginan untuk menyuarakan dan menyerukan kepada khalayak itu akan menjadi bekal bagi kami untuk memaksimalkan limbah sebagai media ekspresi seni," katanya.
Sumber: http://www.antaranews.com