Umbaq Sebagai Benda Upacara Adat

Umbaq adalah kain tenun sakral yang digunakan sebagai perlengkapan upacara oleh masyarakat suku Sasak di pulau Lombok, kain umbaq ini ada yang ujung-ujungnya di ikatkan kepeng bolong, ukurannya berbeda-beda antara umbaq yang satu dengan yang lain, akan tetapi berkisar antara 125 cm sampai 240 cm panjangnya dan lebar antara 25cm sampai 45cm.

Kain umbaq yang diikat dengan kepeng bolong di daerah Bayan disebut Kekombong Umbaq atau disingkat Kombong . Menurut J.C.C. Haar dalam bukunya De heilige weefsels van de “Waktu Telu” op Oost Lombok, kain kombong ini mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa tempat sesuai dengan motif serta banyaknya kepeng (uang logam cina) yang diikatkan pada rumbai Umbaq.

Pandangan hidup masyarakat Sasak yang bersifat kosmis didasari oleh adanya konsep bahwa antara Zat Yang Kuasa, dunia arwah, alam semesta dan isinya tidak terpisah. Ketentraman , ketenangan, dan kesejahteraan manusia didunia tercipta karena adanya hubungan yang selaras antara unsur-unsur yang menjaga jagat raya (makrokosmos) yaitu manusia, alam semesta, roh-roh dan kekuatan adi kodrati.

Keselarasan terhadap sesama tercermin dari pola kehidupan yang saling membantu antar sesame, budaya tolong menolong dalam masyarakat Sasak diwujudkan dalam kegiatan besiru (kegiatan saling tolong menolong dalam aktivitas sehari-hari dibidang pertanian, membuat rumah serta membersihkan ladang), betangko (yaitu bantuan berupa beras,uang, kelapa,atau apa saja yang diperlukan kepada anggota masyarakat yang sedang mempunyai hajat atau begawe oleh masyarakat sekirat), ngayah(yaitu pekerjaan yang dikerjakan bersama untuk kepentingan bersama), dan begawe. Sedangkan keselarasan unsur-unsur lain yang menjaga jagat terlihat dalam upacara dengan tujuan untuk kelestarian alam serta keselamatan hidup manusia seperti pada upacara Ngayu-ayu, upacara Neda, dan lainnya.

Dikalangan masyarat Sasak, membuat Umbaq adalah sebuah tradisi turun temurun, setiap kelahiran seorang anak baik laki-laki maupun perempuan selalu dibuatkan Umbaq oleh orang tuanya..

Umbaq ini dipakai sebagai sarana upacara anak atau cucu mereka dalam kehidupan sehari-hari seperti :

Upacara Peraq Api atau Upacara Molang maliq atau buang awu :

Yaitu upacara yang dilakukan pada saat bayi putus tali pusatnya, berumur 7 atau 9 hari, upacara ini dipimpin oleh dukun beranak. Pada saat itu juga dilaksanakan upacara pemberian nama, kemudian dilaksanakan upacara Turun Tanaq (turun tanah) yang artinya pada saat itu bayi dinyatakan boleh dibawa keluar. Untuk bayi perempuan disiapkan alat tenun dan untuk bayi laki-laki disiapkan alat-alat pertanian. Pada alat tersebut si bayi dinaik turunkan sebanayak 7 kali dan pada saat itu si bayi digendong memakai Umbaq atau lempot Umbaq, bila bayi perempuan yang gunakan adalah Umbaq milik ibunya sedangkan bayi laki-laki yang digunakan Umbaq milik bapaknya.

Upacara Bekuris:

Pada saat bayi berumur 44 hari, dilaksanakan potong rambut yang disebut bekuris atau ngurisang, pada upacara ini dilaksanakan pula upacara bekekah atau disebut begawe kekah pada upacara ini dilakukan besar-besaran dengan memotong hewan kurban, karena begawe ini membutuhkan biaya banyak, bagi yang belum mampu boleh menundanya, pada saat belum mampu bisa dilaksanakan secara sederhana, si bayi dibawa ke dukun bayi yang telah menolong kelahirannya untuk memotong rambutnya sedangkan orng tuanya membawa andang-andang (sesaji) dan sabuk ketiq yaitu sejenis lempot umbaq tapi berukuran kecil dan bentuknya masih bersambung belum berujung pangkal mereka menyebut londong atau kombong.

Upacara Besunat:

Upacara besunat (khitanan) atau juga disebut beselam yang berarti mengislamkan . bagi anak yang dikhitan diharuskan memakai kereng kemaliq yang khusus ditenun pada bulan Rabiulawal. Ada dua belas kereng yang dikenal yaitu: umbaq, kombong, umbaq bedud, umbaq pelapak tal, umbaq udiringin, bayan atas, banyak sari, lerong barog, umbaq majapahit, umbaq batuah, umbaq undi serdi dan barudingin. Setiap anak yang akan dikhitan diwajibkan memiliki sekurang-kurangnya 4 macam kereng kemaliq yaitu : umbaq , umbaq bedus, pelepah tal dan umbaq kombong.

Upacara Sorong Serah Aji Krama:

Yaitu penyerahan benda-benda sebagai symbol nilai dalam adat istiadat perkawinan Sasak oleh pembayun penyorong yang mewakili pihak mempelai pria pada pembayun penampi (penerima) yang mewakili pihak mempelai perempuan. Salah satu kelengkapan dari aji karama itu adalah oleh-oleh berupa kain tenun setempat dan kain umbaq yang pada rumbainya terdapat ikatan kepeng bolong. Kain Umbaq yang pada rumbainya terdapat ikatan kepeng disebut umbaq batu ada juga yang menyebut umbaq ragi majapahit dan kain umbaq ini bisa dipinjamkan pada saudara yang membutuhkan, dahulu meminjam umbaq batu untuk oleh-oleh, diwajibkan menambah ikatan kepeng.

Upacara Ngayu-ayu:

Ngayu-ayu berasal dari kata Rahayu artinya memohon keselamatan, upacara ini diselenggarakan olehmasyarakat desa setempat dipimpin oleh kyai, pemangku dan Krama desa. Upacara ini ditetapkan pada tanggal 5,15 dan 25 pada bulan Rajab.

***

Sumber: http://nusamutiara.wordpress.com/2012/03/04/umbaq-sebagai-benda-upacara-adat/

-

Arsip Blog

Recent Posts