Dewan Kebudayaan akan Ciptakan Kampung Seni di Pamulihan

Sumedang, Jabar - Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS) akan menciptakan kampung seni di Kecamatan Pamulihan. Pasalnya, di daerah itu banyak sekali acara kesenian dan budaya yang menjadi tradisi rutin masyarakat setempat. Dengan kampung seni, diharapkan tradisi dan adat istiadat warga menjadi agenda tahunan pariwisata sehingga bisa menyedot kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.

“Yang tadinya sebatas tradisi dan adat istiadat, kita fasilitasi menjadi event besar seni dan budaya tahunan. Kami fasilitasi potensi ini dengan menciptakan kampung seni hingga menjadi daya tarik pariwisata,” tutur Sekretaris Umum Dewan Kebudayaan Sumedang, Tatang Sobarna di Gedung Seni Kab. Sumedang di Jalan Mayor Abdurachman Sumedang, Senin (27/4/2015).

Tatang menuturkan, tradisi masyarakat Kec. Pamulihan yang rutin dilakukan setiap tahunnya, seperti acara hajat lembur, bubur syuro, siskamling reak dan pertunjukan wayang golek. Acara hajat lembur sebagai wujud syukuran warga atas berkah nikmat, rezeki dan keselamatan kampung mereka. Dalam hajat lembur, selain diisi acara syukuran, juga dimeriahkan berbagai kesenian dan budaya serta hiburan lainnya. Sementara tradisi bubur syuro diselenggarakan setiap tanggal 10 Muharam. Dalam acara itu, masyarakat menyajikan berbagai macam jenis bubur. “Ada juga yang unik di Pamulihan. Kentungan yang dipakai oleh masyarakat saat meronda, seperti kesenian reak,” katanya.

Potensi seni dan budaya lainnya di Kecamatan Pamulihan, lanjut dia, yakni banyak perajin wayang golek. Bahkan kerajinan wayang golek menjadi home industry masyarakat Pamulihan. Seperti halnya di daerah Citali dan Cimasuk, hampir setiap rumah ikut membuat kerajinan wayang golek. Ada yang membuat kepalanya, badannya, bajunya hingga pernak-perniknya. Bahkan hasil kerajinannya tak hanya dipasarkan di daerah lokal di Indonesia saja, melainkan tembus ke luar negeri.

“Para pedagang wayang golek yang sering berjualan setiap pergelaran wayang golek Asep Sunandar Sunarya (alm), produksi wayang goleknya dari Pamulihan. Kerajinan wayang golek ini, ada yang untuk dimainkan, untuk pajangan dan ada juga yang untuk mainan anak-anak,” ucap Tatang.

-

Arsip Blog

Recent Posts