Berwisata Melalui Jalur Alternatif

Gunung Kidul, Yogyakarta - Hari kemenangan telah tiba. Masyarakat akan berbondong-bondong menyerbu obyek wisata di DIY. Dapat dipastikan kemacetan terjadi. Nah, supaya liburan panjang bisa lebih dinikmati, tidak ada salahnya menyusuri jalur alternatif wisata. Cobalah, Jalan Lintas Selatan Gunung Kidul yang kini sudah cukup lebar, nyaman, dan jauh dari kemacetan. Namun, pengendara kendaraan bermotor harus mewaspadai beberapa ruas jalan yang masih belum diperlebar atau terkelupas. Penggal ruas Jalan Lintas Selatan bahkan telah menghubungkan beberapa pantai yang menjadi andalan wisata di Yogyakarta. Jalur tersebut, misalnya, menghubungkan Pantai Parangtritis, Bantul, dengan Pantai Baron, Gunung Kidul. Dua lokasi pantai ini bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam menggunakan sepeda motor berkecepatan maksimal 60 kilometer per jam.

Di sepanjang Jalan Lintas Selatan, pengguna jalan akan disuguhi keunikan bentang alam berupa bukit karst yang menjadi bagian dari kawasan Pegunungan Seribu. Beberapa lokasi wisata yang dapat dikunjungi sepanjang perjalanan menuju Pantai Baron, antara lain kawasan wisata minat khusus panjat tebing di Pantai Parangendok. Kawasan Pantai Baron pun menawarkan tujuh pantai yang masing-masing memiliki keunikan bentang alam berupa pantai bertebing, pantai berpasir putih, dan lokasi pendaratan kapal ikan. "Jalan Lintas Selatan ini sangat kaya keindahan panorama alam dibanding jalur lain di Gunung Kidul," kata Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata, Dinas Pariwisata Gunung Kidul, Birowo Adie, Jumat (18/9).

Tidak tertarik dengan Baron, wisatawan bisa mencoba ke barat. Dari Parangtritis menuju Pantai Trisik, Kulon Progo, pengunjung bisa mengambil Jalan Bantul-Srandakan dari simpang empat Palbapang yang akan menyambung dengan Jalan Daendels Brosot-Congot. Jarak tempuhnya lebih kurang 20 kilometer, atau setengah jam berkendara. Berdasarkan hasil pemantauan, kondisi jalan cukup halus dan lengang. Jumlah kendaraan yang melintas hanya sekitar 10 unit per menit. Perjalanan kian lancar karena kendaraan juga tidak terhalang lampu lalu lintas. Di pantai yang terkenal sebagai lokasi persinggahan burung-burung migran ini, pengunjung bisa menikmati hidangan laut dan pemandangan lahan pertanian pasir dengan komoditas semangka, cabai, dan buah naga. Hasil panen pertanian juga bisa menjadi buah tangan yang menarik untuk dibawa pulang.

Apabila hendak melanjutkan wisata menuju Pantai Glagah, maka pengunjung hanya perlu kembali melalui Jalan Daendels Brosot-Congot. Pemandangan lahan sawah yang disinggahi burung-burung kuntul warna putih tersaji sepanjang jalan. Jarak tempuh menuju Pantai Glagah yang direncanakan menjadi pelabuhan kapal terbesar di DIY ini sekitar 20 kilometer. Selain pertanian lahan pasir, Glagah juga menawarkan tur perahu wisata. Kegiatan wisata susur pantai di barat DIY belum lengkap jika tidak berkunjung ke Pantai Congot. Pantai di perbatasan Kulon Progo-Purworejo ini hanya selisih enam kilometer dari Glagah. Di pantai ini, pengunjung bisa menikmati keindahan sinar matahari tenggelam di balik horizon laut.

Dengan menempuh jalan alternatif lintas selatan, pengunjung akan menghemat waktu hingga satu jam perjalanan. Total jarak tempuh dari Parangtritis-Congot sekitar 50 kilometer. Apabila menggunakan jalur utama Jalan Yogyakarta-Purworejo, yang berarti harus melewati Yogyakarta, total jarak tempuh bisa mencapai lebih dari 70 kilometer. Belum lagi kondisi lalu lintas yang ramai di jalur utama akan menghambat perjalanan.

Bagi wisatawan yang tengah mengunjungi Kaliurang dan ingin pindah ke Candi Prambanan, atau sebaliknya, sebaiknya menempuh jalur alternatif Cangkringan yang lebih cepat dan nyaman. Jalur alternatif ini juga menjadi jalan alternatif Magelang-Solo. Dari arah Kaliurang, jalur alternatif ini bisa diakses melalui Jalan Kaliurang dan berbelok ke timur selepas pertigaan Terminal Pakem. Dari arah Candi Prambanan, jalur ini dimulai setelah belokan ke utara pertigaan Bogem. Secara umum, jalur alternatif Kaliurang-Prambanan via Jalan Cangkringan-Ngemplak-Kalasan itu dalam kondisi baik. Meski berkelok-kelok, jalan dua arah ini cukup lebar dengan kondisi aspal mulus yang membuat pengendara mobil dan motor bisa nyaman melintas. (WKM/YOP/ENG)

-

Arsip Blog

Recent Posts