Minahasa, Sulawesi Utara - TANAH Toar Lumimuut makin mendunia. Daerah yang sempat dijuluki salah satu provinsi negeri Belanda ini, mengukir prestasi di bidang seni dan budaya. Tokoh kebudayaan Sulawesi Utara Benny Mamoto, memperkenalkan dua musik tradisional Minahasa yakni Kolintang dan Musik Bambu ke internasional.
Sabtu (31/10) hari ini, Mamoto mengumpulkan ribuan anggota kelompok musik tradisional Minahasa yakni Kolintang dan Musik Bambu. Kemudian musik itu akan dimainkan bersama-sama. Aksi ini tentu saja mengukir rekor dunia dan akan tercatat dalam Guinness World Records (GWR).
Hebatnya, rekor dunia yang akan ditorehkan tidak hanya untuk satu kategori, melainkan empat. Kategori pertama adalah Largest Kolintang Id 279513, Largest Kolintang Ensamble Id 279684, Largest Trumphet Id 277967, dan Largers Bamboo Orchestra Id 279667.
Pantauan wartawan koran ini, Jumat (30/10) kemarin, iven akbar yang akan digelar di Stadion Maesa Tondano itu terus dimatangkan. Sementara Informasi resmi yang diperoleh koran ini, tim Guinness World Records yang dipimpin langsung Adjudications Executive, Lucia Sinigagliesi, telah tiba di Manado dan telah mengunjungi lokasi dan memantau persiapan pelaksanaan di Lapangan Maesa Tondano.
“Tim cukup puas melihat persiapannya. Peserta yang ingin ikut dalam iven bersejarah ini juga terus bermunculan,” ujar Mamoto yang juga Pimpinan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (ISBSU).
Pria bersahaja ini mengungkapkan, peserta yang akan terlibat dalam penciptaan rekor dunia itu mencapai 3000 orang (musik bambu), 1.000 orang (Kolintang) dan sekira 400 orang peserta tari kolaborasi (10 jenis tari, red). “Paling sedikit akan ada 4.500 peserta yang akan meramaikan pegelaran kolintang dan musik bambu,” ungkapnya.
Mamoto menambahkan, tujuan iven akbar tersebut digelar tidak lain adalah untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya Minahasa. “Saya selalu konsisten melestarikan dan mengembangkan seni budaya Sulawesi Utara. Bila itu kemudian diakui dunia, puji Tuhan, itu merupakan berkat bagi saya,” ungkap Mamoto lelaki yang tak henti menggelar iven akbar yang bernuansa seni dan budaya ini.
Mamoto yang baru-baru ini memprakarsai pemecahan rekor Muri Parade Perahu Bolutu mengakui, rekor dunia pagelaran kolintang dan musik bambu adalah salah satu impiannya selama ini. “Ada kebanggaan jika melihat seni budaya Sulawesi Utara bisa dikenal dunia,” ungkap sosok familiar dan murah senyum ini.
Di tempat terpisah, sejumlah tokoh masyarakat Minahasa menyatakan apresiasi positif dan rasa salut kepada Beny Mamoto atas perhatian dan konsistensinya dalam melestarikan serta mengenalkan budaya Minahasa kepada masyarakat dunia. “Selaku generasi muda, kami pantas belajar banyak dari sosok Beny Mamoto. Walau tinggal dan berkarir di luar, beliau tetap berupaya menjaga budaya Minahasa lewat iven-iven akbar seni yang digelar selama ini,” ungkap mereka. (ylo)
Sumber: http://mdopost.com