Banda Aceh - Aceh harus berusaha keras untuk mendapatkan pemasukan dari sektor pariwisata. Karena itu, ke depan sektor pelancongan ini harus menjadi andalan. Pemerintah Aceh sejak sekarang mulai melatih para pemandu wisata (guide) guna mendampingi para turis yang bakal hadir ke Tanah Rencong.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Drs Mirzan Fuadi MM ketika membuka pelatihan pemandu wisata di Museum Aceh, Selasa (6/10), secara tegas mengatakan maju mundurnya sektor pariwisata sangat tergantung pada kemampuan para guide dalam melayani para turis yang hadir ke Aceh. Pemerintah Aceh, katanya, dalam memajukan sektor pelancongan ini sudah berusaha maksimal hingga di Bandara Sultan Iskandar Muda sudah mulai berlaku Visa on Arrival. Namun, semua itu belum bisa menjamin bahwa sektor pariwisata Aceh akan maju kalau tidak mendapat dukungan semua pihak, termasuk para guide, dewan pariwisata Aceh, dan lembaga-lembaga pelayanan wisata lainnya.
“Dan secara khusus saya berharap hadirnya Visa on Arrival ini perlu dikembangkan dengan peningkatan pelayanan wisata terhadap turis,” katanya. Mirzan Fuadi mengakui dengan memiliki 756 obyek wisata, Aceh sesunguhnya mempunyai peluang untuk bisa bersanding dengan daerah lain di nusantara dalam menggaet sektor turis manca negara. “Namun kita masih kurang sumber daya manusia dalam menjual potensi-potensi tersebut,” katanya.
Sebelumnya Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Dra Irmayani mengatakan pelatihan guide ini kecuali melibatkan dua tenaga pengajar, Direktur Akademi Pariwisata Muhammadiyah Banda Aceh, Drs Mukhtar Mahmud dan staf pengajar Akademi Pariwisata Medan, Lorisma Siringo-ringo, kepada peserta juga diberikan praktek lapangan di Banda Aceh, Aceh Besar, dan Padang Sumatera Barat. Menurut Irmayani, pelatihan guide diikuti 18 pemandu yang pernah mengikuti pelatihan dasar dan sudah memiliki lisence serta pegawai di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. (sir)
Sumber: http://www.serambinews.com